Murianews, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama istri Siti Atikoh melakukan tradisi nyadran sebelum puasa Ramadan dengan ziarah ke sejumlah makam Wali Songo. Ziarah itu dimulai dari Makam Sunan Ampel di Surabaya, Jumat (17/3/2023) malam.
Berlanjut Sabtu (18/3/2023) pagi Ganjar berziarah di makam Sunan Gresik, dan Sunan Giri. Ganjar juga akan melanjutkan ziarah ke makam Sunan Drajat dan Sunan Bonang pada hari ini.
Kemudian dilanjut pada Minggu (19/3/2023) ganjar akan lanjut ziarah ke Makam Raden Fattah, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunungjati.
Makam Sunan Ampel menjadi yang pertama diziarahi oleh Ganjar dan istri. Ganjar Pranowo melantunkan tahlil dan doa di samping pusara Sunan Ampel.
Ganjar tiba pukul 20.25 WIB. Setelah berwudu, Ganjar langsung digandeng dua keturunan Sunan Ampel untuk memasuki area pemakaman keluarga inti Sunan Ampel yang berada di bagian terdalam area pemakaman.
Gus Abubakar, seorang dari keturunan Sunan Ampel mengatakan itu adalah tempat ziarah paling istimewa.
”Tidak semua orang bisa masuk ke bagian ini. Alhamdulillah kami bisa mengantar Pak Ganjar sampai pada titik ini,” kata Gus Abubakar.
Baca: Sidak Malam-Malam, Ganjar Minta Renovasi Jembatan Juwana Pati Selesai Bulan Ini
Begitu runtutan bacaan tahlil, Ganjar bersama istri mengamini doa-doa yang diucapkan oleh Gus Abdul Muis Azis yang merupakan cicit pendiri Nahdlatul Ulama, KH Bisri Syansuri.
Ganjar mengatakan ziarah ini merupakan rangkaian nyadran Walisongo yang akand ilakukannya selama tiga hari.
”Kami muslim Indonesia mengenal yang namanya tradisi nyadran sebelum ramadhan. Dan kami mengawali nyadran di makam Sunan Ampel,” kata Ganjar.
Bagi Ganjar, Sunan Ampel merupakan sosok yang berjasa bagi kaum muslim Tanah Air. Terlebih dengan segala cara Sunan Ampel dalam berdakwah. Moh Limo, lanjut Ganjar, merupakan ungkapan dakwah Sunan Ampel yang hingga saat ini masih sangat relevan.
Baca:Antusiasme Tinggi, Ganjar: Kuota Mudik Gratis Jateng Ludes dalam 5 Jam
Moh Limo yang berarti tidak mau melakukan lima perkara merupakan ungkapan Sunan Ampel yang bermaksud moh mabuk (tidak mau minum-minuman keras), moh main (tidak berjudi), moh madon (tidak berzina), moh madat (tidak mau menggunakan narkoba) dan moh maling (tidak mau mencuri).
Ganjar juga mengatakan, alasan lain perjalanan nyadran Wali Songo yang dia lakoni ini adalah untuk mengenang segala cara dakwah ulama terdahulu yang tidak menyingkirkan kearifan lokal.
”Setelah dari sini perjalanan akan berlanjut ke Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Drajat dan Sunan Bonang. Hari Minggu kami lanjut ke Makam Raden Fattah, Sunan Kalijaga, Sunan Muria dan Sunan Gunungjati,” pungkasnya.