Jumat, 29 Maret 2024

Apa Itu Stiff Person Syndrome, Penyakit yang Diderita Celine Dion

Zulkifli Fahmi
Sabtu, 27 Mei 2023 23:36:57
Celine Dion. (Instagram/celinedion)
Murianews, Kudus – Celine Dion dikabarkan menderita penyakit neurologis langka bernama stiff person syndrome. Akibat penyakit itu, biduan 55 tahun asal Kanada itu harus membatalkan 42 jadwal tur dunianya. Pelantun, My Heart Will Go On original soundtrack film legendaris Titanic itu terpaksa membatalkan turnya bertajuk The Courage karena masalah kesehatan yang dimiliki. Di Instagramnya, Celine Dion sempat mengungkapkan masalah kesehatannya pada Desember 2022 lalu. ’’Kami sekarang tahu inilah yang menyebabkan semua kejang yang saya alami. Sayangnya, kejang ini memengaruhi setiap aspek kehidupan sehari-hari saya, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya,’’ kata Celine Dion dalam video tersebut. Masalah kesehatan yang sama juga jadi alasan ia membatalkan turnya lagi yang mulai berlangsung Agustus 2023 hingga April 2024. Lantas apa itu stiff person syndrome yang menyerang Celine Dion? Seperti apa gejala dan cara pengobatannya? Baca: Masalah Kesehatan, Celine Dion Batalkan Tur Dunia Melansir Alodokter.com, stiff person syndrome adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Situasi itu membuat otot-otot tubuh menjadi kaku, sehingga penderitanya sulit bergerak dan beraktivitas. Stiff person syndrome atau sindrom orang kaku sangat jarang terjadi. Wanita lebih berisiko terkena sindrom ini ketimbang pria. Penyebab sindrom ini masih belum diketahui pasti. Namun, para ahli menduga stiff person syndrome ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang protein dalam sel-sel saraf. Para ahli juga menyebut, orang dengan diabetes tipe 1, vitiligo, dan anemia pernisiosa lebih sering terkena stiff person syndrome. Orang dengan kanker tertentu, seperti kanker ginjal, kanker payudara, paru-paru dan limfoma juga mengalami hal serupa. Baca: Bunga Telang Ternyata Kaya Manfaat, dari Mencegah Kanker Hingga Asma Gejala Stiff Person Syndrome Gejala utama stiff person syndrome adalah otot-otot tubuh menjadi kaku. Biasanya gejala diawali rasa kaku yang hilang dan timbul di area tertentu, seperti perut, dada, panggul atau punggung. Namun, lama kelamaan, kekakuan otot itu menyebar ke beberapa bagian, seperti tungkai, lengan, dan bahkan wajah. Saat kekakuan otot sudah terasa berat, beberapa penderitanya bisa mengalami kelainan lengkungan tulang belakang, seperti kifosis atau hiperlordosis. Bahkan, bila kondisi ini sudah parah, penderitanya bisa sulit bergerak bahkan tidak mampu berjalan. Kekakuan otot ini sering terjadi bersamaan kejang otot. Keluhan ini biasanya muncul karena dipicu suara keras, sentuhan, paparan suhu dingin, atau stres. Ini biasanya berlangsung beberapa detik, menit, bahkan ada yang sampai berjam-jam. Pada kasus stiff person syndrome yang parah, penderitanya bisa sampai kehilangan kendali atas gerak tubuhnya. Selain itu, penderitanya juga rentan mengalami gejala kecemasan dan depresi. Baca: Kerap Diabaikan! Ini Gejala Depresi yang Sering Dialami Pekerja Kantoran Pengobatan Stiff Person Syndrome Saat ini masih belum ada obat yang betul-betul efektif mengatasi stiff person syndrome. Pengobatan yang ada hanya untuk meredakan gejala yang timbul. Dengan begitu, penderitanya bisa tetap produktif dan beraktivitas sehari-hari. Biasanya dokter memberikan penanganan untuk mengatasi stiff person syndrome sebagai berikut. 1. Pemberian obat-obatan seperti obat penenang, obat pelemas otot, obat kejang, obat kortikosteroid, atay obat antiinflamasi nonsteroid, 2. Terapi khusus seperti IVIG (intravenous immunoglobulin), plasmapheresis, atau fisioterapi, 3. Transplantasi sumsum tulang, 4. Pijat, terapi air, terapi panas, atau akupuntur untuk meringankan gejala kekakuan otot. Hingga saat ini, cara mencegah stiff person syndrome belum diketahui secara pasti. Namun, kalau kamu mengalami kekakuan dan kejang otot di batang tubuh, lengan, dan kaki, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar bisa diberikan penanganan yang tepat.

Baca Juga

Komentar