Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Info Jatim

Bangkai Pesawat Sisa PD II Ditemukan Nelayan Lamongan, Begini Wujudnya

Bangkai Pesawat Sisa PD II Ditemukan Nelayan Lamongan Begini Wujudnya
Pesawat Martin 166 WH-3.
(Dok Zaki Yamani Begandring Soerabaia)

Murianews, Lamongan – Bangkai pesawat sisa perang dunia kedua (PD II) ditemukan nelayan Desa Weru, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan saat melaut.

Identitas pesawat itu pun akhirnya terkuak. Pegiat Sejarah Begandring Soerabaia, Achmad Zaki Yamani mengatakan, bangkai pesawat yang ditemukan merupakan bagian dari Pesawat Martin 166 WH-3 bernomor registrasi M-555.

Melansir beritajatim.com, Kamis (25/5/2023), Zaki menjelaskan, Pesawat Martin WH-3 merupakan pesawat buatan Amerika Serikat. Pesawat tersebut milik Angkatan Udara Hindia Belanda atau Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (ML-KNIL).

Baca: Bangkai Pesawat yang Ditemukan Nelayan Lamongan Ternyata…

Pesawat Martin WH-3 merupakan jenis pesawat pembom. Armada udara itu merupakan salah satu alat pertahanan Hindia Belanda dari invasi Jepang kala ini.

Ciri-cirinya, pesawat tersebut memiliki glass house dari kokpit pilot hingga ke penembak ekor. Marti WH-3 merupakan versi terbaik dari pesawat sebelumnya, yakni WH-1 dan WH-2. Martin WH-3 lebih aerodinamis dan mampu membawa bom berkapasitas 1 ton di perutnya.

’’Dugaan itu mengarah ke Pesawat Martin 166 M-555, karena pada tahun-tahun itu hanya ada 3 pesawat yang jatuh di laut Jawa, yakni Martin 166 M-555 itu, Martin 166 M-572 pada 31 Maret 1941, yang sudah berhasil dievakuasi oleh ML-KNIL, lalu pesawat Catalina A24-73 milik RAAF, yang jatuh pada 21 Mei 1944,’’ terang Zaki.

Baca: Temukan Pesawat Bersejarah, Nelayan Lamongan Ini Malah Rugi Jutaan Rupiah

Keyakinan Zaki terkait penemuan puing pesawat yang ditemukan nelayan Weru itu karena bentuk sayapnya mirip dengan Martin 166. Pesawat Catalina, sayap yang dimiliki cenderung lebih ramping.

Berdasarkan catatan Zaki, ada empat penumpang di Pesawat Martin 166 M-555 yang menjadi korban jatuh. Mereka meliputi pilot utama, pilot cadangan, juru bom (bombardier) merangkap navigator dan penembak depan (nose gunner), lalu operator radio yang merangkap penembak ekor (tail gunner).

Menurut Zaki, Pesawat Martini ini tak sesuai ekspektasi Hindia Belanda. Sebab, ML-KNIL mengira pesawat jenis pembom itu mampu menjadi armada andalan untuk pertahanan tanpa pesawat tempur. Ternyata, pesawat tersebut mudah ditumbangkan pasukan Jepang.

’’Saat Jepang menginvasi Hindia Belanda, Angkatan Udara Hindia Belanda menderita kerugian besar dalam pertempuran melawan A6M Zero milik Angkatan Laut Jepang dan Nakajima Ki-43 milik Angkatan Darat Jepang,’’ paparnya.

Ruangan komen telah ditutup.