Kamis, 28 Maret 2024

Angka Kematian Bayi dan Ibu di Jepara Tinggi

Faqih Mansur Hidayat
Rabu, 24 Mei 2023 15:32:08
Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta memberi arahan terkait penanganan AKI dan AKB. (Murianews/Faqih Mansyur Hidayat)
Murianews, Jepara - Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tergolong tinggi. Hal itu menjadi persoalan serius bagi pemerintah daerah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, jumlah ibu hamil di Kota Ukir tahun 2022 adalah 20.841. Sedangkan jumlah bayi baru lahir sebanyak 18.637 bayi. Berdasarkan data Laporan Kematian Ibu dan bayi tahun 2022 di Kabupaten Jepara, tercatat jumlah kematian ibu sebesar 13 kasus dari target 14 kasus dan angka kematian bayi sebesar 4,24 dari target 5,15. Penyebab tingginya AKI paling banyak adalah karena hipertensi. Di mana kondisi ibu hamil di awal TM II dan III adalah pola makan yang tidak sesuai dan nutrisi yang kurang, asupan ibu hamil yang seharusnya tinggi protein dan sesuai komposisi, berganti dengan makanan tinggi karbohidrat dan tinggi natrium. Hal tersebut yang menyebabkan ibu hamil mengalami kenaikan tekanan darah dan kelebihan berat badan di TM III. Berdasarkan fakta lapangan tersebut Dinkes Kabupaten Jepara menginisiasi program Sinergisitas Gerakan Menekan Kematian Ibu dan Bayi (SING GEMATI). Sosialisasi program tersebut dilaksanakan di Gedung Shima pada Rabu (24/5/2023). Menurut Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta, AKI dan AKB bukan hanya merupakan indikator kesehatan ibu dan anak. Namun juga dapat menggambarkan tingkat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan program kesehatan. Untuk itu pihaknya meminta pada jajarannya khususnya Dinkes Jepara untuk konsisten menyelesaikan permasalahan tersebut. Permasalahan stunting yang menjadi prioritas nasional pun juga perlu diperhatikan. “Saya minta sinergitas gerakan menekan kematian bayi dan ibu ini serentak kami perhatikan,” kata Edy. BACA JUGA: Pengentasan Stunting Jepara Dianggarkan Rp 6 Miliar Kepala Dinkes Kabupaten Jepara Mudrikatun menekankan pentingnya dukungan lintas program dan lintas sektor untuk penurunan AKI-AKB tersebut. Sebab menurutnya, akses informasi kesehatan ibu dan anak (KIA) di masyarakat masih belum optimal. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait risiko tinggi pada ibu hamil. Berdasarkan Laporan Program KIA tahun 2022, deteksi dini risiko tinggi yang ditemukan oleh hanya masyarakat sebanyak 1.400 (6,72%), sedangkan estimasi sasaran ibu hamil risti yang dideteksi oleh masyarakat adalah 15%. “Perlu adanya pengoptimalan dalam upaya percepatan penurunan AKI-AKB bersama dengan stakeholder dan OPD teknis lainnya maupun masyarakat,” jelas Mudrikatun. Ia juga menambahkan, regulasi daerah yang ada belum memberikan langkah pasti dan terprogram dalam pencegahan kasus AKI-AKB sehingga mengakibatkan tidak terealisasinya kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Editor: Budi Santoso

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini