Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Eits…! Memotong Tumpeng dari Atas Ternyata Keliru, Begini Cara yang Benar

Ilustrasi: Tumpeng untuk HUT ke-473 Kudus. (Murianews/Vega Ma’arijil Ula)

Murianews, Kudus – Tumpeng kerap muncul pada berbagai macam even di Indonesia. Biasanya memotong tumpeng dilakukan di bagian atas atau bagian pucuknya lalu dilanjutkan pada bagian bawah.

Namun ternyata, cara memotong tumpeng dari atas itu keliru. Cara memotong tumpeng seperti itu dinilai menyalahi folosifi yang terkandung dari sebuah nasi tumpeng.

Chef Desi Trisnawati, jebolan ajang pencarian bakat MasterChef Indonesia musim kedua menyebut jika tumpeng dari atas seolah memutus hubungan dengan Tuhan.

”Seharusnya dikerok saja dari bagian bawah, yang penting jangan potong bagian atasnya karena seolah kita memutuskan hubungan dengan Sang Pencipta,” kata Chef Desi, dikutip dari Republika.com.

Murdijati Gardjito, peneliti di Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta seperti ditulis Kompas.com pada Senin (8/8/2016) menyebutkan jika tumpeng berasal dari Jawa, dan terpengaruh budaya Hindu India.

Baca: Pemotongan 473 Tumpeng Iringi Perayaan HUT Kudus

Bentuk tumpeng yang kerucut, runcing di bagian atas dan lebar di bagian bawah disebutkan sebagai representasi Gunung Mahameru di India. Gunung tersebut dianggap tempat sakral, tempatnya para dewa.

Bagian atas tumpeng terdiri dari satu butir nasi yang merupakan simbol dari Tuhan yang Maha Esa. Makin ke bawah adalah umat dengan berbagai tingkat kelakuannya.

”Maka dari itu, tumpeng tidak boleh dipotong puncaknya. Memotong tumpeng di bagian puncaknya akan menyalahi filosofi tumpeng yang merupakan representasi hubungan manusia dengan Tuhan,” ujarnya.

Memotong tumpeng pada bagian atas atau puncaknya menurut dia, bisa dikatakan sebagai memotong hubungan umat dengan Tuhan.

Selain itu, lauk yang berada di sekeliling bawah tumpeng juga tak akan ikut terambil jika tumpeng dipotong di bagian atas.

Baca: Mangut Bandeng Panggang, Kuliner Khas Pati yang Jarang Diketahui

Cara makan tumpeng yang benar menurut Murdjati yakni harus dimakan bersama-sama atau dikepung. Proses memakannya menggunakan tangan mulai dari bawah.

”Diambil nasi bersamaan dengan lauknya. Lalu bergeser ke puncaknya dan terus turun sampai akhirnya puncak itu menjadi satu dengan bagian dasar tumpeng,” terangnya.

Cara tersebut menurutnya memiliki arti “manunggaling kawulo lan Gusti”. Memakan tumpeng menggunakan sendok juga diperbolehkan, asalkan dimulai dari bagian bawah, tidak langsung memotong bagian atasnya.

Baca: Nasi Gandul, Kuliner Khas yang Wajib Dicicipi saat Dolan ke Pati

Munculnya kebiasaan memotong tumpeng dari atas, kata Murdjati, berasal dari pengaruh budaya Barat yakni memotong kue.

Ruangan komen telah ditutup.