Jumat, 29 Maret 2024

Blora Raih Juara 1 Nasional Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Pangan Lokal

Nathan
Rabu, 17 Mei 2023 18:30:52
Foto: Pemkab Blora raih juara 1 nasional PMT berbahan pangan lokal (istimewa)
Murianews, Blora – Satu prestasi tingkat nasional berhasil diraih Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Yakni, juara 1 nasional terkait Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu dan balita. Menyusul Blora, juara 2 diraih Kabupaten Serang, Provinsi Banten, dan juara 3 Kabupaten Oku, Provinsi Sumatera Selatan. Atas prestasi itu, Blora menerima penghargaan Best Practise dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bersamaan launching kegiatan PMT Berbahan Pangan Lokal di aula Kemenkes RI, Rabu (17/5/2023). Baca juga: Kunjungi Bappenas, Bupati Blora Minta Dukungan Pembangunan Jalan Rusak Penghargaan diterima langsung oleh Kepala Dinkes Blora, Edy Widayat. ”Penghargaan ini akan memacu kami dan semua pihak yang terlibat di Blora, termasuk kader,” ujar Edy Widayat. Best practice adalah suatu cara yang paling efisien dan efektif untuk menyelesaikan permasalahan berdasarkan prosedur yang dapat diulang dimana prosedur tersebut terbukti/teruji. Disampaikan Edy Widayat, dasar penilaian kenapa Blora memperoleh penghargaan best practise , dari keragaman menu PMT lokal, realisasi anggaran, data monitoiring dan evaluasi dan respon Dinkes dan PKK (kader). Diketahui, sebagai upaya dalam mencegah stunting pada anak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada hari ini meluncurkan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal di Jakarta. ”Pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal merupakan rangkaian dari titik krusial dalam upaya pencegahan stunting,” ujar Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Maria Endang Sumiwi, pada acara peluncuran PMT itu. Maria memaparkan bahwa Program PMT berbahan pangan lokal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menekan angka kasus stunting yang masih berada di angka 21,6 persen dan angka kasus wasting yang masih di angka 7,7 persen. Stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat masalah gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi badan normal anak-anak pada usia yang sama. Selanjutnya, wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu sehingga berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan. Maria mengatakan bahwa angka kasus stunting pada tahun 2022 berhasil diturunkan sebesar 2,8 persen dari tahun sebelumnya sedangkan angka kasus wasting selama kurun itu justru meningkat sebesar 0,6 persen. ”Maka dari itu, strateginya kita ubah dengan mengarahkan program ini kepada anak-anak yang wasting, yang berat badannya tidak naik,” katanya.   Editor: Dani Agus

Baca Juga

Komentar