Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Marburg yang Menurut Kemenkes Patut Diperspadai, Virus Apa Itu?

Marburg yang Menurut Kemenkes Patut Diperspadai Virus Apa Itu
Gedung Kementerian Kesehatan RI di Jakarta. (Bisnis.com/ Samdysara Saragih)

Murianews, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam beberapa hari terakhir mengingatkan kepada masyarakat Indonesia untuk mewaspadai terhadap virus Marburg yang saat ini merebak di beberapa negara di Afrika.

Tidak hanya itu, Kemenkes juga telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Marburg.

Pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, SDM kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait diminta untuk waspada terhadap virus Marburg.

Surat Edaran itu diterbitkan langsung oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor HK.02.02-C-853-2023 tentang Kewaspadaan terhadap Penyakit Virus Marburg.

Baca: Berlibur ke Luar Negeri, Kemenkes Minta Wapadai Virus Marburg

Juru bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril mengatakan, Marburg (filovirus) merupakan salah satu virus paling mematikan dengan fatalitas mencapai 88 persen. Penyakit Marburg merupakan penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.

”Virus ini satu family dengan virus ebola. Marburg menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar atau primate,” katanya mengutip Merdeka.com, Jumat (31/3/2023).

Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus Marburg.

”Kelelawar host alami virus Marburg yaitu Rousettus aegyptiacus bukan merupakan spesies asli Indonesia dan belum ditemukan di Indonesia, namun Indonesia masuk jalur mobilisasi kelelawar ini,” kata Syahril.

Baca: Waspada Flu Burung Clade, Kemenkes Minta Masyarakat Budayakan Hidup Bersih

Gejalanya berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, diare, dan perdarahan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan perdarahan pada hidung, gusi, vagina atau melalui muntah dan feses yang muncul pada hari ke-5 sampai hari ke-7.

Gejala tersebut mirip dengan penyakit lain seperti malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak ditemukan di Indonesia. Sehingga kondisi ini menyebabkan penyakit virus Marburg susah diidentifikasi.

Ruangan komen telah ditutup.