Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Metro Yogyakarta

Kronologi Lengkap Mutilasi Perempuan di Sleman, Pelaku Siapkan Pisau Hingga Ransel

Kronologi Lengkap Mutilasi Perempuan di Sleman Pelaku Siapkan Pisau Hingga Ransel
Tersangka mutilasi seorang perempuan di Sleman dihadirkan di Mapolda DIY, Rabu (22/3/2023). (Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana)

Murianews, Sleman – Polda DIY berhasil mengungkap kronologi kasus pembunuhan mutilasi perempuan berinisial A (34) di salah satu wisama di Jalan Kaliurang, Sleman. Di luar dugaan, pelaku HP (23) ternyata sudah berencana membunuh korban dengan menyiapkan pisau hingga ransel sebelum kejadian.

Dari situ, Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra memastikan pembunuhan janda anak dua itu masuk pembunuhan sudah direncanakan.

”Sudah direncakana dengan persiapan senjata kalau spontan berarti menggunakan alat yang ada di situ tapi ini kan menyiapkan,” katanya seperti dikutip Suara.com, Rabu (22/3/2023).

Baca: Polda DIY Ungkap Motif Mutilasi di Sleman, Ada Kaitannya dengan Pinjol

Ia menceritakan, dari pengakuan pelaku, ia membuat janji dengan korban untuk bertemu di hotel. Setelah itu pelaku menyiapkan alatnya mulai dari pisau, ada gergaji, segala macam di dalam kamar. Bahkan pelaku juga sudah menyiapkan ransel untuk mengantongi jasad korban yang dimutilasi.

”Untuk pisau ada pisau komando atau pisau bayonet, satu buah pisau biasa, satu pisau cutter, serta besi dan beberapa pakaian,” ungkapnya.

Barang-barang tersebut, kata Nuredy, sebelumnya sudah disembunyikan terlebih dulu di kamar tersebut. Mengingat sebelum masuk berdua bersama korban, tersangka memang masuk lebih dulu.

”Di simpan di hotel disembunyikan. Kalau besi disembunyikan di bawah tempat tidur,” terangnya.

Dari hasil pemeriksaan dan berdasarkan keterangan saksi-saksi didapatkan sejumlah fakta. Kejadian itu diawali ketika pelaku datang ke lokasi pada pukul 13.15 WIB untuk check-in di kamar nomor 51 wisma tersebut.

Baca: Bukan Mantan Suami, Pelaku Mutilasi Perempuan di Sleman Kenalan dari Facebook

”Yang mana untuk check-in tersebut jangka waktunya adalah 6 jam dengan biaya Rp 60 ribu. Sampai masa waktunya di pukul 19.00 WIB,” ucapnya.

Kemudian pada pukul 14.00 WIB pelaku keluar dari kamar untuk bertemu dengan korban. Setelah itu pukul 15.15 WIB pelaku dan korban sampai ke lokasi wisma dan masuk di kamar nomor 51 tersebut.

”Setelah pukul jam 15.15 WIB masuk di kamar terjadilah peristiwa pembunuhan yaitu diawali dengan pelaku memukul korban dengan sepotong besi di bagian belakang kepala,” terangnya.

Kemudian, setelah korban tidak berdaya, pelaku melakukan penyayatan di bagian leher dengan menggunakan pisau komando atau pisau bayonet.

”Selanjutnya korban dibawa ke kamar mandi dan dilakukan mutilasi,” tambahnya.

Setelah itu pada pukul 19.00 WIB pelaku kemudian keluar ke resepsionis untuk memperpanjang masa sewa kama. Ia saat itu memberikan uang Rp 100 ribu.

Baca: Ngeri! Perempuan di Sleman Dimutilasi jadi 65 Potongan

”Kemudian pelaku kembali lagi ke kamar untuk melanjutkan kegiatan mutilasinya,” imbuhnya.

Baru pada pukul 20.30 WIB pelaku meninggalkan wisma menuju warmindo terdekat. Namun setelah sampai di warmindo, pelaku lupa tidak membawa uang.

”Kemudian yang bersangkutan kembali lagi ke wisma dan mengambil uang milik korban. Kemudian kembali lagi ke warmindo di situ pelaku makan dan minum,” tuturnya.

Selanjutnya pada pukul 21.00 WIB pelaku memesan ojek online untuk menuju Rumah Sakit Bethesda. Tujuannya untuk mengambil kendaraan roda dua milik korban berjenis Scoopy.

Setelah itu dengan honda Scoopy tersebut pelaku kembali lagi ke warmindo tersebut. Di warmindo tersebut pelaku menghubungi temannya untuk meminjam pisau.

”Niatnya pisau tersebut digunakan untuk melanjutkan tindak pidananya (mutilasi). Namun sama teman sepekerjaan pelaku tidak diberikan pisau. Setelah itu pelaku kemudian kembali lagi ke lokasi penginapan,” terangnya.

Tetapi ketika kembali lagi itu, kata Nuredy, pelaku tidak masuk ke lokasi penginapan. Hanya lewat saja untuk mengecek situasi apakah sudah ada polisi atau tidak.

”Setelah lewat pelaku kembali lagi ke kamar indekostnya. Mandi kemudian menuliskan surat tersebut, selanjutnya keesokannya pelaku melarikan diri ke wilayah Jawa Tengah. Dan selanjutnya sampai diketahui tertangkap pihak kepolisian penyidik Polda DIY,” tandasnya.

Ruangan komen telah ditutup.