Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Lawan Pembacokan Pakai Sendal Jepit, Warga Pati Malah Dipolisikan

Lawan Pembacokan Pakai Sendal Jepit Warga Pati Malah Dipolisikan
Ilustrasi (Murianews)

Murianews, Pati – Niat bela diri melawan pembacokan dengan sendal jepit, warga Dukuhseti, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jawa Tengah Kiswatun Nikmat malah dilaporkan polisi.

Kiswatun menjelaskan, insiden berlangsung saat rumahnya didatangi lima preman membawa para parang, Selasa (15/11/2022) sekitar pukul 20.00 WIB. Kiswatun pun melawan balik preman tersebut karena melihat suaminya, Ali dibacok mau dibunuh.

’’Suami saya mau dibunuh. Dia dibacok dan terluka parah,’’ ujar Nikmah.

Baca: Jelang Ramadan, Polsek Juwana Pati Sikat Knalpot Brong

Usai membela diri menggunakan sandal jepitnya, dia malah dilaporkan kepada pihak kepolisian. Kini, ia dijadikan tersangka penganiayaan.

’’Padahal waktu itu saya membela diri. Saya dilecehkan dan ditarik-tarik mau diseret keluar rumah. Anak saya yang berusia 13 tahun lari ketakutan,’’ paparnya.

Tangan suaminya, kini juga cacat tidak bisa menggenggam akibat pembacokan itu. Tak hanya itu, luka bacokan juga ada di kepala Ali.

’’Saya menangkis parang yang mau diarahkan ke istri saya. Saya dipegangi kemudian dibacok. Tangan saya ini cacat, tak bisa genggam karena jaringan tangan putus,’’ sambung Ali.

Kuasa Hukum Korban Drajat Ari Wibowo bersama Ali, Nikmah, dan sang anak kemarin mendatangi Polresta Pati. Mereka menjadi saksi atas pelaporan balik kepadanya.

’’Mereka (korban) bersama anaknya dilaporkan karena penganiayaan menggunakan sendal jepit dan batu. Kami mendapat panggilan untuk menjadi saksi,’’ katanya.

Mereka menuntut keadilan atas apa yang dialami korban. Pelapor dipukul dengan sandal jepit, sedangkan Ali dibacok. Pihaknya mengaku telah mengantongi bukti visum dan foto-foto yang dilampirkan sebagai bukti.

’’Bahkan korban hampir mati kalau tak dilerai. Kemudian pihak pelapor hanya dipukul sandal jepit kok melaporkan korban. Kami sedih juga. Keluarga suami tak berimbang. Orang hampir mati dilaporkan balik. Karena melindungi suaminya dengan sandal jepit malah dilaporkan. Semua dilaporkan. Putranya 13 tahun juga,” lanjutnya.

Mereka pun berharap keadilan dari pihak penagak hukum. Menurut mereka, tak pantas seorang membela diri dengan sandal jepit justru dijadikan tersangka.

’’Harapan kami, mohon kepada pihak penyidik dan kepolisian, perkara ini diluruskan sesuai kejadian yang benar terjadi. Biar ada keadilan bagi klien kami. Sebab klien kami luka berat, mungkin bisa meninggal. Cuma, dilaporkan hanya pemukulan membela diri dengan sandal jepit,’’ harapnya.

 

Editor: Zulkifli Fahmi

Ruangan komen telah ditutup.