Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Benarkah Mag Akut Bisa Bikin Pingsan? Ini Penjelasannya

Benarkah Mag Akut Bisa Bikin Pingsan Ini Penjelasannya

Foto: Ilustrasi (Darko Djurin dari Pixabay)

Murianews, Kudus – Ada beberapa penyakit atau gangguan kesehatan yang menyerang saluran pencernaan. Salah satunya adalah mag yang sering dialami banyak orang.

Saat mengalami sakit mag, memang terasa menyakitkan di bagian perut. Akibatnya, aktivitas pun bisa terganggu lantaran rasa nyeri yang diderita ini biasanya susah ditahan.

Ada orang yang menyatakan jika sakit mag yang akut bisa bikin penderitanya pingsan. Benarkah demikian?

Baca juga: Tips Berhubungan Intim saat Asam Lambung Naik, Silahkan Dicoba!

Melansir dari Halodoc, Jumat (17/3/2023), pertama-tama, perlu dipahami dulu bahwa mag atau yang dikenal dengan istilah medisnya dispepsia sebenarnya bukanlah penyakit. Melainkan itu adalah sekumpulan gejala dari penyakit yang mendasarinya.

Gejala tersebut seringkali digambarkan sebagai nyeri atau ketidaknyamanan yang terus menerus atau berulang di perut bagian atas.

Mag kronis adalah kondisi yang umumnya terjadi. Kondisi tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan gejalanya bisa muncul dan hilang seiring waktu. Meski begitu, rasa nyerinya biasanya masih bisa tertahankan. Namun, pada mag akut, gejala mag menyerang secara tiba-tiba dan berlangsung singkat, tapi intensitas nyerinya langsung hebat.

Nah, mag itu sendiri bisa disebabkan oleh berbagai gangguan pencernaan. Mulai dari refluks asam lambung atau GERD, gastritis (radang lambung), tukak lambung, irritable bowel syndrome (IBS), dan infeksi perut.

Dari berbagai penyakit tersebut, hanya gastritis yang bisa dibedakan menjadi akut dan kronis. Artinya, bila kamu mengalami mag akut, kemungkinan besar itu adalah gejala dari peradangan lambung (gastritis) akut.

Beberapa orang dengan gastritis akut tidak memiliki gejala apapun. Namun, yang lain mungkin memiliki gejala yang berkisar dari ringan hingga parah.

Gejala umumnya, antara lain:

1. Tidak nafsu makan.

2. Masalah pencernaan.

3. Perut terasa penuh setelah makan.

4. Mual.

5. Muntah.

6. Muntah darah yang terlihat seperti ampas kopi bekas.

7. Nyeri di bagian atas perut.

Selain itu, pengidap mag akut juga bisa mengalami gejala yang disebut heartburn. Gejala tersebut berupa rasa terbakar di dada yang bisa menyebar ke kerongkongan dan membuat kamu sulit bernapas, berkeringat, hingga akhirnya bisa membuat pingsan.

Heartburn biasanya dimulai di perut bagian atas dan bergerak ke atas di belakang tulang dada. Gejala tersebut bisa semakin parah saat kamu berbaring atau membungkuk karena menyebabkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan.

Selain itu, pengidap mag akut juga bisa pingsan mungkin karena tubuhnya lemas akibat belum makan dan ditambah dengan gejala parah yang dialami.

Cara Mengatasi Mag Akut

Mag akut bisa diatasi dengan obat-obatan, baik dari resep dokter maupun yang dijual bebas. Berikut obat-obatan tersebut:

1. Antasida. Obat ini bisa menetralisir asam lambung dan bisa diminum saat mag kambuh.

2. Antagonis H2. Obat ini mengurangi produksi asam lambung dan bisa diminum antara 10 dan 60 menit sebelum makan.

3. Penghambat pompa proton (PPI). Obat ini bermanfaat untuk menghambat produksi lambung, tapi hanya boleh diminum sekali sehari dan tidak lebih dari 2 minggu.

4. Antibiotik. Obat ini akan diberikan bila kamu mengalami infeksi bakteri, seperti dari H. pylori.

Selain mengonsumsi obat-obatan, kamu juga perlu melakukan perubahan gaya hidup agar bisa cepat sembuh.

Perubahan tersebut, seperti menghindari konsumsi alkohol dan makanan pedas, gorengan, serta asam. Untuk sementara, makan lah makanan yang lembut dalam porsi kecil tapi sering. Jangan lupa jaga juga kesehatan dengan makan secara teratur, tidur yang cukup dan mengelola stres dengan baik.

Namun, bila kamu pernah mengalami gejala mag akut yang parah hingga sampai ingin pingsan, ada baiknya periksakan diri ke dokter. Hal itu untuk memastikan bahwa kondisi tersebut tidak disebabkan oleh masalah kesehatan lain yang lebih serius.

Ruangan komen telah ditutup.