Kamis, 28 Maret 2024

Ini Pilihan Doa yang Dibaca Menyambut Bulan Ramadan

Dani Agus
Kamis, 16 Maret 2023 23:14:00
Foto: Ilustrasi berdoa (murianews)
Murianews, Kudus – Tanpa terasa sebentar lagi kita akan menyambut datangnya bulan Ramadan tahun 1444 H. Bulan suci yang kehadirannya senantiasa dinantikan oleh umat Islam. Menyambut datangnya bulan mulia ini, sebagian umat Islam sudah melakukan persiapan. Seperti, membersihkan masjid dan musala. Selain itu, persiapan mental juga perlu dilakukan menyambut datangnya Ramadan. Dengan begitu banyak kemuliaannya, sudah sepantasnya kita menyambut bulan suci Ramadan dengan penuh suka cita, sembari memanjatkan doa, melantunkan harapan, dan mengucapkan ”selamat datang” atau “marhaban ya Ramadan” (selamat datang bulan Ramadan). Baca juga: Menyambut Bulan Ramadan, Ini Tiga Persiapan Penting yang Perlu Dilakukan Tentu, ucapan selamat datang akan kurang terserap hati jika tidak dibarengi doa. Melansir dari laman NU Online Jatim, Kamis (16/3/2023), Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani (w. 360 H) membuat bab khusus dalam Kitâb al-Duâ’ tentang hal ini. Nama babnya adalah Al-Qaul ‘Inda Dukhûl Ramadlân (doa/ucapan yang [dibaca] saat memasuki bulan Ramadan). Berikut doa-doa yang dikumpulkan oleh Imam ath-Thabrani: 1. Doa yang diriwayatkan Sayyidina ‘Ubadah bin al-Shamith (34 H) Dalam hadits tersebut Rasulullah mengajarkan doa atau kalimat yang dibaca saat Ramadan datang. Berikut riwayatnya (sanadnya hasan):

   عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه, قال: كان رسول الله صلي الله عليه وسلم يعلمنا هؤلاء الكلمات إذا جاء رمضان أن يقول أحدنا: أللهمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Artinya: ”Dari ‘Ubadah bin al-Shamith Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajari kami bacaan berikut ini untuk dibaca oleh salah satu dari kami saat Ramadan datang: Allahumma salimnî min ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan. (Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat menuju bulan] Ramadan. Sampaikanlah Ramadan kepadaku, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadan. (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, Kairo: Dar al-Hadits, 2007, halaman: 311) Imam ath-Thabrani juga memasukkan doa yang sama dengan periwayat dan redaksi sedikit berbeda. Diriwayatkan oleh Imam Makhul al-Syami (w. 112 H) bahwa ia membaca doa ini saat memasuki bulan Ramadan:

   أللهمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Allahumma salimnî li ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan. Artinya: ”Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat] kepada [bulan] Ramadan. Sampaikanlah Ramadan kepadaku (juga) dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadan). (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, halaman: 312) 2.Doa yang berasal dari Imam Abdul ‘Aziz bin Abi Rawad (w. 159 H) Yang bersangkutan adalah ahli hadits, ahli ibadah dan imam Masjid al-Haram. Imam Abdullah bin Mubarak memandangnya sebagai “a’badinnâs” (orang yang paling luar biasa ibadahnya di antara manusia). Ia murid langsung dari Sayyidina Salim bin Abdullah bin Umar (w. 106 H), Imam Nafi’ (w. 117 H), dan lain sebagainya. Berikut riwayat doa yang berasal darinya (sanadnya hasan):

   عن عبد العزيز بن أبي رواد قال: كان المسلمون يدعون عند حضرة شهر رمضان: اللّٰهمَّ أَظَلَّ شَهْرُ رَمَضَانَ وَحَضَرَ، فَسَلِّمْهُ لِي وَسَلِّمْنِي فِيهِ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي، اللهمَّ ارْزُقْنِي صِيَامَهُ وَقِيَامَهُ صَبْرًا واحْتِسَابًا، وَارْزُقَنِي فِيْهِ الْجَدَّ وَالْإِجْتِهَادَ والقُوَّةَ والنَّشَاطَ، وَأَعِذْنِي فِيهِ مِنَ السّآمَةِ وَالفَتْرَةِ وَالكَسَلِ والنُّعَاسِ, وَوَفِّقْنِي فيه لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاجْعَلهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: ”Dari Abdul Aziz bin Abi Rawad, ia berkata: (Kaum) muslimin berdoa saat bulan Ramadan hadir: “Allahumma adhalla syahru ramadhâna wa hadlara, fa sallimhu lî wa sallimnî fîhi wa tasallamhu minnî. Allahummarzuqnî shiyâmahu wa qiyâmahu shabran wahtisâban, warzuqnî fîhil jadda wal ijtihâda wal quwwata wan nasyâtha, wa a’idznî fîhi minassâmati wal fatrati wal kasali wan na’âsi, wawaffiqnî fîhi li lailatil qadri waj’alhâ khairan min alfi syahrin.” (Ya Allah, bulan Ramadan sudah membayangi dan datang. Maka, sampaikanlah [bulan] Ramadan kepadaku, dan sampaikanlah aku [dengan selamat] ke dalamnya, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadan. Ya Allah, karuniailah aku kesabaran dan [niat tulus] mengharap [pahala dan ridha-Mu] atas puasa [Ramadan]ku dan [qiyamul lail]ku. [Ya Allah], karuniailah aku dalam [bulan] Ramadan kesungguhan hati, ketekunan, kekuatan, dan vitalitas. [Ya Allah], lindulingah aku dalam [bulan] Ramadan dari kebosanan, lemah lesu, kemalasan, dan lemas/[banyaknya kantuk]. [Ya Allah], sukseskanlah aku dalam [mendapatkan] lailatul qadar di [bulan] Ramadan [ini], dan jadikanlah [pahala atau kebaikan]nya [lebih] baik dari seribu bulan. (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, halaman: 312) 3. Doa yang diriwayatkan Imam Abu ‘Utsman an-Nahdi (w. +91-100 H). Ia adalah tabi’in dan ahli hadits dari Basrah, meriwayatkan hadits dari Sayyidina Umar bin al-Khattab, Sayyidina Ali bin Abu Thalib, Sayyidina Abdullah bin Mas’ud dan banyak sahabat lainnya (Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ’i al-Rijâl, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1992, juz 17, halaman: 425-426). Berikut riwayatnya (sanadnya hasan):

   عن أبي عثمان النهدي قال: قالت عائشة رضي الله عنها: لما حضر رمضان قلت: يا رسول الله, قد حضر رمضان فما أقول؟ قال: قولي: اللهمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: ”Dari Abu ‘Utsman an-Nahdi, ia berkata: (Sayyidah) ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: Ketika Ramadan datang, aku berkata: Ya Rasulullah, sungguh Ramadan telah tiba, maka apa (yang harus) kuucapkan? Rasulullah bersabda: Ucapkanlah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, mencintai “maaf”, maka maafkanlah diriku). (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, hlm. 312) Itulah doa-doa menyambut Ramadan yang telah dikumpulkan oleh Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani (w. 360 H), seorang ahli hadits besar dalam sejarah Islam.

Baca Juga

Komentar