Metro Jateng Pemprov Jateng Data Lahan Pertanian Terdampak Erupsi Merapi, Ini Tujuannya

Salah satu petani Tlogolele, Selo, Boyolali, menunjukkan tomat yang masih hijau terkena abu vulkanik Merapi sehingga gagal panen, Rabu (15/3/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)
Murianews, Magelang – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mulai mendata lahan pertanian di Jateng yang terdampak erupsi merapi. Langkah itu dilakukan untuk menentukan besaran bantuan kepada petani usai tanamannya gagal panen akibat hujan abu vulkanik.
Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen usai menghadiri Haflah Akhirussanah TPQ Al Islach di Dusun Pandak Lebak – Grabag, Kabupaten Magelang, Kamis (16/03/2023).
”Kami akan memperhatikan lahan-lahan yang sampai saat ini terdampak atas erupsi merapi. Kita akan data lagi. Segera kita nanti akan mengevaluasi apa saja yang perlu dibantu oleh pemerintah,” katanya.
Ia menjelaskan, saat ini Pemprov masih dalam tahap koordinasi dengan pemerintah kabupaten Magelang dan Boyolali, untuk mengumpulkan data dan mengidentifikasi kerusakannya. Dari data tersebut, pemerintah baru bisa menentukan bantuan yang diberikan.
Baca: Hujan Abu Merapi, Petani Sayur di Tlogolele Boyolali Gagal Panen
”Hingga saat ini, dari catatan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, lahan pertanian dan perkebunan yang terkena paparan abu vulkanik seluas 1.661,8 hektare,” ungkapnya
Jumlah tersebut, lanjutnya, tersebar di beberapa kecamatan. Yakni di Kecamatan Sawangan 1.185 hektare dan Dukun 476 hektar. Jenis komoditas di lahan tersebut adalah cabai, tomat, kubis, kopi dan sawi hijau.
”Nanti terkait dengan kerugian, kami dari pemerintah Insyaallah juga akan membantu. Bukan hanya dari pemerintah, kami juga akan mengajak kepada perusahaan yang ada di Jateng, masyarakat, untuk saling meringankan beban yang ada di sekitar gunung merapi,” tuturnya.
Baca: Tak Ada yang Ngungsi, Ganjar Kirim Ini untuk Korban Erupsi Merapi di Jateng
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang Romza Ernawan menuturkan, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah sudah berkomunikasi dengan pihaknya, terkait data kerusakan lahan pertanian. Ia menerangkan, pembersihan abu vulkanik di lahan pertanian, hingga saat ini masih dilakukan.
Rencananya, pembersihan masif juga akan dilakukan secara bergotong royong, antara penyuluh, gabungan kelompok tani (gapoktan) dan perangkat desa pada tanggal 17 Maret besok.
Komoditas yang dibersihkan adalah tanaman cabai, dengan luas lahan sekitar 35 hektare. Jumlah yang terlibat diperkirakan mencapai 200 orang.
Ruangan komen telah ditutup.