Metro Jateng Kunjungi Pos Merapi Babadan, Ganjar Minta Informasi Sekecil Apapun Disampaikan

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Kabupaten Magelang, Senin (13/3/2023). (Humas Pemprov Jateng)
Murianews, Magelang – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Kabupaten Magelang, Senin (13/3/2023). Ia memantau langsung aktivitas merapi dan meminta semua informasi disampaikan ke masyarakat.
”Saya minta informasi sekecil apapun ke masyarakat. Dengan begitu warga di sekitar Merapi bisa mengambil langkah saat dirasa membahayakan,” katanya melalui siaran persnya, Selasa (14/3/2023).
Ganjar mengatakan, masyarakat di sekitar Merapi sebenarnya lebih paham dengan tanda alam. Mereka mempelajari gejala alam dengan ilmu titen sehingga bisa melakukan tindakan langsung saat dirasa membahayakan.
Baca: Angin Mengarah ke Timur, Hujan Abu Merapi Guyur 2 Desa di Kecamatan Cepogo Boyolali
”Mereka paham, ilmu titennya lebih hebat dari saya, lebih hebat dari orang-orang yang di sana, ini ditambah informasi dari kawan-kawan yang tiap hari berjaga di pos ini, di Babadan ini,” ujarnya.
Untuk itu, Ganjar berharap informasi di Pos Babadan selalu diberikan ke masyarakat setiap hari. Meskipun dari pantauannya, Ganjar melihat masyarakat masih tenang.
”Mudah-mudahan mereka sudah terbiasa mengambil sikap tindakan cepat. Namun demikian kita tidak boleh abai, kita siaga,” ungkapnya.
Seperti beberapa kelompok rentan yang Ia temui di Balai Desa Krinjing, Kecamatan Dukun. Mereka mengaku siap mengikuti instruksi apabila terjadi situasi yang buruk.
Baca: Antisipasi Hujan Abu Merapi, 13 Desa di Klaten Didroping 120 Ribu Masker
”Artinya masyarakat betul-betul menyiapkan diri untuk bekerja sama menunggu perintah itu, untuk menyelamatkan diri, seandainya terjadi sesuatu,” ujarnya.
Ganjar yang didampingi Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, mendapat penjelasan mengenai potensi terburuk yang harus diwaspadai. Sebab, ada erupsi yang terjadi belakangan, ternyata mengubah bentuk kubah Gunung Merapi.
”Informasi kawan-kawan yang ada di sini, masih sangat fluktuatif. Tugas saya memantau terus tiap hari dan memastikan kawan-kawan yang ada di area sekitar sini, saudara-saudara sekitar sini, betul-betul siaga. Tidak boleh menyepelekan,” tegasnya.
Skema evakuasi, kata Ganjar, sudah dipahami oleh warga. Apalagi konsep desa kembar masih diterapkan. Ganjar meminta agar saat ini mulai didata ulang kelompok-kelompok rentan yang mesti diprioritaskan.
Baca: BPPTKG Sebut Ada Potensi Bahaya di Sisi Barat Laut Gunung Merapi
”Hanya perlu membiasakan gerak cepat dengan masyarakat. Jadi konsepnya desa kembar itu sebenarnya sudah ketahuan. Nanti kalau lari ke mana, pakai kendaraan siapa, jalur evakuasi lewat mana itu cukup membantu. Pengalaman kawan-kawan, termasuk relawan yang mendampingi terus, di sini paling bagus,” tandasnya.
Sebagai informasi, BPPTKG mencatat Gunung Merapi telah memuntahkan awan panas guguran sebanyak 60 kali hingga Senin (13/3/2023).
”Tanggal 11-12 Maret 2023, Gunung Merapi meluncurkan awan panas ke arah Kali Bebeng. Hingga saat ini, Senin, 13 Maret 2023 tercatat 60 kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi,” tambahnya.
Ruangan komen telah ditutup.