Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Tak Cuma Ambeien, Ini Penyebab Lain Tumbuhnya Benjolan pada Anus

Tak Cuma Ambeien Ini Penyebab Lain Tumbuhnya Benjolan pada Anus

Foto: Ilustrasi (Darko Djurin dari Pixabay)

Murianews, Kudus – Munculnya benjolan di beberapa bagian tubuh dialami banyak orang. Salah satunya adalah benjolan pada bagian anus atau dubur.

Meski tidak membahayakan nyawa, namun munculnya benjolan ini tentu saja mengganggu aktivitas. Terutama, saat berjalan atau duduk akan terasa sakit.

Munculnya benjolan pada anus ini biasanya disebabkan penyakit ambeien atau wasir. Namun, selain ambeien, masih ada beberapa penyebab lain tumbuhnya benjolan pada anus itu.

Baca juga: Perhatian bagi yang Suka Main HP saat BAB, Bisa Berisiko Terkena Ambeien lho!

Melansir dari Hellosehat, Senin (13/3/2023), pada dasarnya, anus merupakan organ yang menghubungkan saluran pencernaan dan bagian luar tubuh. Anus terdiri dari kelenjar lendir, kelenjar getah bening, pembuluh darah, dan ujung saraf sensitif.

Ketika bagian-bagian tersebut teriritasi, terinfeksi, atau tersumbat, terbentuklah benjolan yang membuat anus terasa keras atau nyeri ketika tersentuh.

Banyak penyakit yang memicu benjolan daging di dubur, berikut adalah beberapa contohnya.

1. Ambeien

Ambeien (wasir) merupakan kondisi yang paling sering menimbulkan benjolan di sekitar anus. Biasanya hal ini dialami oleh orang yang mengalami ambeien luar. Benjolan muncul karena adanya gangguan dalam aliran darah menuju saluran pembuangan.

Gangguan terjadi oleh beberapa kebiasaan seperti mengejan terlalu keras karena sembelit atau duduk terlalu lama di toilet. Pada gilirannya, darah akhirnya menumpuk dalam pembuluh darah dekat anus dan menimbulkan pembengkakan. Kondisi ini dapat menyebabkan BAB berdarah.

2. Kutil

Terkadang, benjolan di anus juga bisa berupa kutil. Kutil disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus (HPV), salah satu jenis virus yang paling umum menyebabkan penyakit menular seksual (PMS).

Pada awalnya, kutil muncul dalam ukuran yang kecil, tapi seiring waktu bisa tumbuh membesar sampai menutupi area anus. Virus ini menular melalui hubungan seksual yang tidak aman atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi pada area anus.

3. Moluskum kontagiosum

Moluskum kontagiosum adalah penyakit infeksi virus yang menyebabkan lesi, disebut papula, terbentuk di kulit dan menyebabkan benjolan daging di dubur atau area lainnya.

Papula berwarna kuning, merah, atau merah muda, biasanya terasa halus dan berbentuk berkubah. Seseorang mungkin memiliki beberapa papula atau berjumlah banyak dengan ukuran yang bervariasi. Moluskum kontagiosum ditularkan melalui hubungan seks, lesi ini biasanya berkembang di perut bagian bawah, paha atas, anus, dan daerah alat kelamin.

4. Kanker anus

Pada beberapa kasus, benjolan di anus juga bisa menjadi pertanda kondisi yang serius seperti kanker anus. Kanker bisa muncul dan berkembang ketika mutasi gen mengubah sel yang normal dan sehat menjadi sel abnormal. Hal ini tentu akan memengaruhi fungsinya dalam tubuh.

Sel yang normal seharusnya tumbuh dan berkembang biak pada kecepatan tertentu, lalu mati dan digantikan dengan sel baru. Namun pada tubuh yang bermasalah, sel-sel yang rusak akan terus tumbuh tak terkendali dan tetap hidup.

Kanker anus sering dikaitkan dengan virus HPV. Sebab, pada banyak kasus, virus HPV terdeteksi pada pasien yang memiliki kanker anus.

5. Folikulitis

Folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut yang menghasilkan benjolan merah yang sering terasa gatal, nyeri, dan dapat berisi nanah. Kondisi ini dapat terjadi di area tubuh mana pun yang menumbuhkan rambut, folikulitis sering muncul di dada, paha, punggung, bokong, dan anus.

Infeksi bakteri Staphylococcus aureus adalah penyebab infeksi paling umum dari folikulitis. Selain itu, infeksi ragi Pityosporum ovale sering menyebabkan kondisi ini.

6. Prolaps rektum

Prolaps rektum merupakan kondisi ketika dinding rektum mengalami prolaps atau penurunan hingga terlihat keluar dari anus atau benjolan di anus. Rektum merupakan salah satu organ pada sistem pencernaan yang berfungsi untuk penampung feses sebelum dikeluarkan melalui anus.

Sekilas, kondisi ini serupa dengan ambeien. Bedanya, prolaps rektum dapat menyebabkan inkontinensia alvi, yaitu tinja keluar tiba-tiba tanpa disadari. Hal tersebut terjadi lantaran ketidakmampuan tubuh mengendalikan buang air besar.

7. Hiperkeratosis

Hiperkeratosis mengacu pada kondisi penebalan lapisan luar kulit. Lapisan ini terbentuk dari protein yang disebut keratin. Keratin yang mulai tumbuh terlalu cepat dapat memunculkan benjolan di anus.

Beberapa jenis hiperkeratosis adalah kondisi yang diturunkan. Mereka mungkin muncul saat lahir. Jenis hiperkeratosis lainnya bisa menjadi tanda awal kanker kulit (prakanker). Penebalan kulit ini cenderung berkembang di kemudian hari.

Dalam beberapa kasus, hiperkeratosis adalah respons kulit terhadap gesekan atau iritasi. Kapalan di tangan atau kaki Anda adalah salah satu bentuk hiperkeratosis.

Ruangan komen telah ditutup.