Jumat, 29 Maret 2024

Muntahkan 54 Kali Guguran Awan Panas, BPPTKG: Hujan Abu Sampai 96 Kilometer

Supriyadi
Minggu, 12 Maret 2023 19:34:52
Awan panas guguran Gunung Merapi Minggu Pagi (Dok. BPPTKG)
Murianews, Yogyakarta – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat Gunung Merapi sudah memuntahkan 54 kali guguran awan panas hingga Minggu (12/2/2023) sore, pukul 15.30 WIB. Jumlah tersebut dicatat sejak Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 saat Merapi erupsi. Dari total guguran awan panas tersebut, hujan abu vulkanik yang ditimbulkan mencapai 96 kilometer. ”Sampai dengan sore tadi pukul 15.30, sudah terjadi 54 kejadian awan panas guguran. Semuanya kejadian awan panas ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak,” kata Kepala BPPTKG DIY Agus Budi Santoso, seperti dikutip Solopos.com. Baca: Minggu Pagi, Gunung Merapi 6 Kali Muntahkan Awan Panas Guguran Agus menyatakan sebaran abu dominan ke arah barat dan barat laut karena angin mengarah ke sana. Terjauh dilaporkan hujan abu tipis terjadi di Kali Bening, Banjarnegara, yang memiliki jarak sekitar 96 kilometer dari Gunung Merapi. Ia juga menyatakan hujan abu pada erupsi pada Sabtu melanda di beberapa daerah seperti Magelang, Boyolali, Temanggung, Wonosobo, dan Banjarnegara. ”Jarak luncur dari awan panas Merapi kemarin di mana memang intensitas awan panas guguran yang paling tinggi kemarin siang, dan saat ini meskipun masih terjadi tapi menurun,” ujarnya. Tim Badan Geologi menerbangkan drone pada Minggu pagi untuk memvalidasi jarak luncur erupsi. Berdasarkan dari hasil foto udara, dipastikan jarak luncur terjauh 3,7 kilometer ke arah Kali Bebeng. Agus kemudian membandingkan intensitas dari rentetan awan panas guguran dibandingkan erupsi pada 27 Januari 2021, 25 Juni 2021, dan 9 Maret 2022. Baca: Gunung Merapi Meletus, Tiga Obyek Wisata Ini Ditutup ”Ada sekitar tujuh kali guguran awan panas Merapi yang signifikan (pada erupsi kali ini). Untuk kejadian dua hari ini dari sisi energi yang paling besar. Namun, untuk sisi jumlah kejadian guguran dan awan panas ini tidak terlalu besar,” jelasnya. Selanjutnya, ia mengungkapkan data pemantauan seismik dan deformasi dalam enam bulan terakhir tercatat konsisten menunjukkan adanya kegempaan internal yang masih tinggi. Gempa vulkanik dangkal ada 67 kejadian per hari, vulkanik dangkal tiga kejadian per hari, dan multifase 17 kejadian per hari. Kemudian, deformasi tiltmeter lereng utara menunjukkan kemiringan pada akhir Desember 2022. ”Kenaikan ini menunjukkan adanya suplai magma dari dalam yang mana dengan sistem vulkanik saat ini yang relatif terbuka, prediksi untuk waktu kapan ekstrusi magma yang masif terjadi memang sulit ditentukan,” kata dia. Ia menambahkan saat ini status Merapi masih berstatsu siaga karena rekomendasi bahaya masih relevan dengan erupsi saat ini. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya Merapi meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Bebeng. Kemudian Sungai Krasak sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. ”Masih ada kemungkinan terjadi erupsi freatik sehingga ada daerah bahaya untuk lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” tambahnya.  

Baca Juga

Komentar