Kenapa Wanita Bisa Lebih Mudah Stres Ketimbang Pria? Ternyata Ini Penyebabnya

Foto: Ilustrasi (Marcello Migliosi dari Pixabay)
Murianews, Kudus – Hampir semua orang pernah mengalami stres. Adapun latar belakangnya saja yang bisa jadi berbeda.
Stres bisa disebabkan beban pekerjaan atau masalah dalam keluarga, kantor, atau lingkungan. Ada juga orang yang mengalami stres karena penyakit tertentu yang dideritanya.
Meski bisa dialami siapa saja, namun kondisi stres ternyata lebih mudah menimpa para wanita. Kenapa demikian?
Baca juga: Ini Penyebab Stres yang Muncul Jelang Pernikahan dan Cara Mengatasinya
Melansir dari Halodoc, Sabtu (11/3/2023), ada beberapa aspek yang bisa menjelaskan lebih jauh wanita lebih sering mengalami perubahan emosional ketimbang pria, yaitu:
Hormon
Salah satu pemicu stres pada wanita adalah kondisi hormon. Wanita memiliki level hormon yang perubahannya lebih fluktiatif daripada pria. Pada pria, satu siklus hormon adalah 24 jam.
Di sisi lain, siklus hormon wanita adalah 28 hari dan terdiri dari beberapa fase yang berbeda. Fase menstrusi yang terjadi pada awal siklus dapat memengaruhi mood secara signifikan.
Perubahan hormon pada tubuh wanita juga berhubungan dengan gejala depresi. Waktu-waktu tertentu saat hormon mengalami perubahan drastis seperti setelah melahirkan dan setelah menopause membawa risiko lebih tinggi untuk stres dan depresi.
Genetik
Selain gaya hidup, genetik juga bisa berdampak pada cara seseorang mengatasi stres. Gen tertentu dapat menimbulkan risiko masalah kejiwaan yang lebih tinggi. Contohnya, seseorang yang memiliki riwayat depresi turun temurun akan 2-3 kali lebih berisiko mengidap depresi.
Terlebih dari itu, wanita juga memiliki kondisi genetik yang lebih rentan depresi daripada pria. Hal ini yang menyebabkan seorang wanita cenderung lebih mudah mengalami stres.
Hubungan personal
Penurunan kondisi mental lebih mudah menyerang wanita ketika sedang mengalami banyak gejolak dalam hubungan personal, seperti pekerjaan, percintaan, dan keluarga.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi tingkat stres wanita selama konflik. Salah satunya adalah peran mereka dalam hubungan personal yang membentuk ekspektasi perilaku.
Selain itu, wanita juga lebih rentan untuk mengalami kelelahan emosional karena respon tubuh wanita berbeda. Ketika konflik terjadi, tubuh wanita akan bereaksi lebih intens.
Tuntutan sosial ekonomi
Wanita yang bekerja di luar rumah dan mengurus anak cenderung memiliki risiko stres yang lebih tinggi. Nah, hal ini terjadi karena adanya tuntutan karier dan mengurus keluarga sekaligus.
Sejumlah tekanan yang terjadi merupakan penyebab utama seorang wanita mengalami penurunan kesehatan mental yang bisa berujung pada depresi.
Perlu dipahami, struktur rumah tangga yang tidak suportif terhadap wanita karier juga menyebabkan stres. Sebab, perasaan tidak didukung dan keharusan menyelesaikan semua hal sendiri bisa membuat situasi mental menurun.
Seasonal Affective Disorder (SAD)
Seasonal Affective Disorder (SAD) adalah suatu gangguan suasana hati ditandai dengan depresi. Kondisi ini biasanya hanya akan terjadi pada waktu tertentu pada rentang waktu yang konsisten setiap tahunnya.
Pengidap yang mengalami SAD kemungkinan besar akan merasa adanya penurunan pada energi, perasaan murung, dan perubahan nafsu makan. Sayangnya, wanita disebut memiliki risiko hingga 4 kali lebih besar mengalami kondisi ini.
Itulah beberapa alasan mengapa wanita lebih rentan mengalami penurunan kondisi emosional mereka. Kalau kamu merasa mengalami stres parah atau depresi, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan ahli.
Ruangan komen telah ditutup.