Jumat, 29 Maret 2024

Tak Cuma Kehilangan Memori, Ini Gejala Orang Mengalami Demensia

Dani Agus
Sabtu, 11 Maret 2023 14:55:27
Foto: Ilustrasi (Gerd Altmann dari Pixabay)
Murianews, Kudus – Ada sejumlah gangguan kesehatan yang tekait dengan fungsi otak. Salah satunya adalah penyakit demensia. Penyakit ini memang tidak mengancam nyawa, seperti penyakit jantung, TBC, atau kanker. Oleh sebab itu, banyak orang yang masih menganggap sepele penyakit ini. Bahkan, banyak juga orang yang belum paham betul dengan penyakit demensia. Terutama, tekait penyebab, gejala hingga pengobatannya. Baca juga: Ini Tips Merawat Orang Demensia yang Penting Diketahui Untuk itu, tidak ada salahnya mengetahui informasi terkait penyakit demensia ini. Dengan demikian, bisa melakukan upaya pencegahan dini serta melakukan pengobatan sejak awa. Melansir dari Halodoc, Sabtu (11/3/2023), demensia adalah sebuah gejala yang mempengaruhi memori, daya ingat dan kemampuan sosial yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Orang yang mengalami kehilangan ingatan bukan berarti pasti mengalami demensia. Mengalami kehilangan ingatan saja tidak berarti menderita demensia, meskipun sering kali itu merupakan salah satu tanda awal dari kondisi tersebut. Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia progresif pada orang dewasa yang lebih tua, tetapi ada sejumlah penyebab demensia lainnya tergantung pada penyebabnya. Kamu dapat mengetahui lebih lanjut terkait dengan Alzheimer dan gejalanya dengan membaca artikel mengenai Alzheimer. Gejala Demensia yang Perlu Diketahui Salah satu hal yang paling sulit terkait demensia adalah banyak kasus yang tidak dapat disembuhkan. Namun, diagnosis dini dan perawatan yang tepat dapat mencegah dan memperlambat gejala demensia. Penurunan kognitif yang menyertai demensia tidak terjadi secara sekaligus. Pada dasarnya, gejala demensia berbeda-beda, namun yang umum terjadi adalah: 1. Penurunan keterampilan berbicara Kadang-kadang lupa dengan pembicaraan biasanya merupakan tanda perubahan kognitif yang masih normal. Sementara sering berhenti berbicara, kesulitan memahami pembicaraan, atau kecenderungan untuk menyebut sesuatu dengan nama yang salah bisa menjadi tanda demensia. 2. Kehilangan memori Kehilangan memori berkaitan dengan penuaan yang biasanya yang bermula dengan kesulitan untuk mengingat nama orang dan pembicaraan serta mengeluhkan tentang peningkatan kelupaan. Orang yang mengalami kehilangan memori terkait demensia tidak akan dapat mengingat contoh kehilangan memori tertentu dan mungkin tidak mengakui bahwa mereka mengalami kehilangan memori kecuali jika terdapat pengetesan. 3. Perubahan memori jangka pendek Penurunan signifikan dalam memori jangka pendek, seperti ketidakmampuan untuk mengingat percakapan atau kejadian baru-baru ini, bukanlah tanda penuaan yang normal dan dapat mengindikasikan demensia. 4. Masalah dalam beraktivitas Penurunan kognitif yang normal dapat menyebabkan masalah dengan arah atau dengan mengingat bagaimana pergi ke suatu tempat, tetapi tersesat di lokasi yang sudah biasa mengunjungi atau lupa jalan pulang bisa menjadi tanda demensia. 5. Kehilangan keterampilan sosial Kehilangan keterampilan sosial bukanlah bagian normal dari penuaan. Penurunan sosial sebagai gejala demensia meliputi kurangnya minat bersosialisasi, penurunan kemampuan untuk berbicara dengan orang lain, atau peningkatan perilaku yang tidak pantas secara sosial dapat menjadi tanda demensia. Gejala Penuaan Umum Perubahan kognitif reguler yang terkait dengan penuaan dapat meliputi: 1. Penurunan kemampuan mengingat 2. Menurunnya kemampuan pemecahan masalah 3. Waktu reaksi lebih lambat 4. Rentang perhatian menurun 5. Konsentrasi menurun 6. Kecepatan belajar menurun Tanda dan gejala demensia dapat bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahan kondisi, tetapi biasanya meliputi perubahan kognitif dan psikologis. Itulah gejala yang mungkin dirasakan ketika kamu mengalami demensia. Dengan mengetahui gejala demensia, kamu dapat mendeteksi secara dini sesuai dengan tingkat keparahan demensia. Meskipun sebagian besar kasus demensia bersifat progresif, namun beberapa mungkin dapat sembuh seperti sedia kala.

Baca Juga

Komentar