Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Kartu Tani Masih Jadi Persoalan di Grobogan

Kartu Tani Masih Jadi Persoalan di Grobogan

Bupati Grobogan dan Forkompimda dalam panen raya di sekitar Balai Benih Desa Kapung, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). (Murianews/Istimewa)

Murianews, Grobogan – Persoalan kartu tani masih menghantui para petani di Kabupaten Grobogan. Sebab, masih ada perbedaan data antara BRI sebagai bank yang ditunjuk pemerintah dan kondisi di lapangan.

Sri Sumarni, Bupati Grobogan mengatakan, data di lapangan baru 60 persen petani yang mempunyai kartu tani. Sedangkan pihak BRI menyatakan sudah 100 persen petani memiliki kartu tani.

Pernyataan itu disampaikan mantan Ketua DPRD Grobogan saat hadir dalam Panen Padi Nusantara di Balai Benih Desa Kapung, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023).

Baca: Keris Era Kerajaan Singosari hingga Mataram Dipamerkan di Grobogan

Di sisi lain, Sri menambahkan, secara umum sebenarnya stok pupuk di Grobogan terpenuhi. Menurutnya, persoalan kartu tani harus segera dibenahi.

’’Persoalan kartu tani perlu segera dibenahi. Dinas harus sat set seperti penanganan tanaman padi asem-aseman kemarin, sehingga petani bisa membeli pupuk pada masa tanam kedua,’’ paparnya.

Karena belum semua memiliki kartu tani, dia pun meminta agar para petani tetap dilayani saat membeli pupuk. Dengan demikian, produksi pertanian padi dapat meningkat.

’’Kabupaten Grobogan merupakan penyangga pangan nomor satu Jawa Tengah. Untuk itu, ketersediaan pupuk di tingkat petani harus terpenuhi,’’ jelas Bupati.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Grobogan, ketersediaan pupuk bersubsidi di Grobogan relatif aman. Untuk pupuk Urea, Grobogan mendapat jatah sekitar 85.000 ton, sementara pupuk NPK sekitar 30.000 ton.

’’Secara umum pupuk di Grobogan terpenuhi. Hanya saja, masih terkendala persoalan kartu tani,” kata Kepala Dinas Pertanian Grobogan,’’ Sunanto.

 

Editor: Zulkifli Fahmi

Ruangan komen telah ditutup.