Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Keris Era Kerajaan Singosari hingga Mataram Dipamerkan di Grobogan

Keris Era Kerajaan Singosari hingga Mataram Dipamerkan di Grobogan

Para pengunjung dalam Pameran Keris dalam Pameran Keris dan Lukisan di GSG Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah. (Murianews/Saiful Anwar)

Murianews, Grobogan – Keris-keris dari era kerajaan di Nusantara masa lampau dipamerkan di Kabupaten Grobogan. Benda pusaka itu dipamerkan dalam agenda Pameran Keris dan Lukisan di Gedung Serba Guna (GSG) Purwodadi.

Pameran tersebut diselenggarakan selama tiga hari, Jumat-Minggu (10-12/3/2023). Ribuan keris dan ratusan lukisan dipamerkan di sana.

Ketua Panitia Pemeran Keris, Didik Budiharjo menjelaskan, total ada 4 ribu keris yang dipamerkan. Ribuan keris itu terdiri dari dua jenis, yakni sepuh dan kamardikan.

’’Keris sepuh itu yang dibuat sebelum era kemerdekaan. Yang di sini, ada yang dari zaman Kerajaan Jenggala, Singosari, Majapahit, Mataram. Paling banyak dari Mataram,’’ tuturnya, Sabtu (11/3/2023).

Baca: Kesetrum di Pos Ronda, Pemuda Grobogan Meninggal

Sementara, keris jenis kamardikan adalah keris yang dibuat usai kemerdekaan. Keris jenis sepuh dalam pameran tersebut diletakkan di etalase. Sedangkan, yang kamardikan langsung di atas meja.

Didik menerangkan, pemaran yang merupakan rangkaian kegiatan HUT ke-297 Grobogan itu diikuti 80 paguyuban se-Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat.

’’Kalau yang dari Pulau Jawa ini lengkap. Jateng, Jatim, Banten, Jakarta, Yogjakarta ada semua, kemudian ditambah dari NTB,’’ jelasnya.

Sementara satu paguyuban dari Grobogan yakni Panji Werkudara, singkatan dari Pecinta Tosan Aji Warisan Kebudayaan Nusantara.

Dia mengklaim, pameran keris dan lukisan bertema ’’Gugah Pusaka Bumi Pepali’’ itu merupakan pertama kalinya di Grobogan. Rencananya, agenda serupa bakal digelar setiap tahun.

Didik menerangkan, pameran tersebut diselenggarakan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih mengenal dan mencintai warisan leluhur. Selain itu, dia juga berharap masyarakat tidak selalu mengaitkan benda pusaka dengan klenik.

’’Tadi juga ada seminar kepada kaum muda agar ikut melestarikan. Jadi, tujuannya untuk mengedukasi, keris bukan benda klenik. Keris itu adalah mahakarya yang penuh estetika yang bahkan sudah diakui Unesco,’’ paparnya.

Untuk diketahui, pada pameran hari pertama kemarin, tokoh lukis nasional, Djoko Pekik turut hadir mengisi acara tersebut. Pelukis asal Grobogan yang kini tinggal di Yogjakarta itu mengikuti kegiatan melukis bersama 297 guru, sesuai usia Grobogan.

Editor: Zulkifli Fahmi

Ruangan komen telah ditutup.