Jumat, 29 Maret 2024

Jangan Asal Isi, Ini Cara Memilih BBM yang Sesuai Mesin Mobil Kesayangan

Murianews
Jumat, 10 Maret 2023 11:11:12
Foto: Ilustrasi indikator BBM (Hassan DYB dari Pixabay)
Murianews, Kudus – Bahan bakar minyak atau BBM memiliki fungsi paling vital pada kendaraan bermotor, termasuk mobil. Pasalnya, tanpa terisi BBM maka sehebat apapun jenis kendaraan tentunya tidak bisa dijalankan. Saat ini, ada beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk kendaraan bermotor. Namun, sebaiknya jangan asal isi BBM buat kendaraan kesayangan. Jika ini dilakukan maka bisa berdampak pada mesin hingga performa kendaraan. Untuk itu, BBM untuk mobil harus sesuai dengan spesifikasi mesin. Rasio kompresi pada mesin mobil akan menentukan bahan bakar jenis apa yang cocok untuk mesin tersebut. Baca juga: Ini Cara Pintar Menghemat BBM untuk Mobil Kesayangan, Mudah Banget lur Kenali Oktan Sebelum Memilih BBM Melansir dari laman Wuling, Jumat (10/3/2023), oktan adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar sendiri secara spontan sebelum terkena percikan api dari busi. Jadi, semakin kecil angka oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan. Pembakaran yang tidak spontan ini yang menimbulkan gejala ngelitik atau knocking di dalam mesin. Pembakaran tidak spontan ini sebisa mungkin dihindari dengan penggunaan angka oktan yang lebih tinggi. Memilih BBM yang baik untuk kendaraan kita adalah penggunaan angka oktan yang harus sesuai dengan tekanan kompresi kendaraan Anda. Semakin tinggi rasio kompresi mesin, maka sebaiknya menggunakan BBM berangka oktan tinggi. Pentingnya Rasio Kompresi Apa itu rasio kompresi mesin mobil? Rasio kompresi mobil adalah perbandingan antara volume silinder ketika piston berada di titik terendah dengan posisi piston pada titik paling atas. Semakin tinggi perbandingannya berarti udara yang terkompresi makin banyak, artinya bahan bakar yang terbakar bisa semakin banyak. Sebagai contoh, pada mobil bermesin 4-silinder, 2.0L, dengan setiap silinder berisi 500 cc. Saat piston di posisi bawah tiap silinder terisi penuh 500 cc gas dan udara, ketika piston berada di atas volumenya menjadi 50 cc. Hal itu menandakan rasio kompresinya 1:10. Penggunaan BBM Sesuai Rasio Kompresi Setelah memahami pentingnya oktan dan rasio kompresi mobil Anda, berikut beberapa contoh penggunaan BBM yang tepat sesuai rasio kompresi masing-masing mobil. Oktan 87 Di Amerika dan di beberapa negara lain dikenal dengan sebutan bensin standar. Di Indonesia beroktan 88, dikenal dengan nama bensin Premium. Cocok untuk kendaraan dengan rasio kompresi 7:1 hingga 9:1. Oktan 90 Untuk rasio kompresi ini, di Indonesia dikenal dengan nama Pertalite. Cocok untuk kendaraan dengan rasio kompresi 9:1 hingga 10:1. Oktan 92 Di Indonesia dikenal dengan nama Pertamax (produksi Pertamina), Super (produksi Shell) dan Primax (produksi Petronas). Disarankan untuk kendaraan dengan rasio kompresi 10:1 hingga 11:1 Oktan 95 Di Indonesia dikenal dengan nama Pertamax Plus (produksi Pertamina), Super Extra (produksi Shell) dan Primax (produksi Petronas). Disarankan untuk kendaraan dengan rasio kompresi 11:1 hingga 12:1 . Saat ini Pertamax Plus sudah tidak diproduksi lagi dan digantikan dengan Pertamax Turbo (Oktan 98) Oktan 98 Di Indonesia dikenal dengan nama Pertamax Turbo (produksi Pertamina). Disarankan untuk kendaraan dengan rasio kompresi diatas 12:1. Dengan nilai oktan 98, harga yang dipatok untuk Pertamax Turbo relatif terjangkau. Betapa pentingnya rasio kompresi tersebut, lantas apa yang akan terjadi jika penggunaan BBM mobil tidak sesuai dengan dengan rasio kompresi kendaraan? 1. Jika mesin dengan rasio kompresi tinggi menggunakan BBM dengan nilai oktan rendah, berdampak buruk terhadap mesin dan performanya. 2. Jika kendaraan dengan kompresi mesin yang rendah menggunakan BBM dengan nilai oktan tinggi, yang terjadi adalah ”pemborosan”. Pemborosan karena bahan bakar tidak terbakar optimal, tenaga minimal dan polusi maksimal.  Bahan bakar dengan nilai oktan rendah lebih mudah menguap dan terbakar daripada yang bernilai oktan tinggi. 3. Mesin dengan rasio kompresi rendah, lebih baik menggunakan bensin dengan nilai oktan rendah. Jika memaksakan menggunakan bensin dengan nilai oktan tinggi, maka saat proses pembakaran, bahan bakar tersebut tidak terbakar dengan baik dan berakibat pada rendahnya tenaga yang dihasilkan (lost power). Dampak lain adalah tingginya polutan yang dihasilkan oleh gas buang kendaraan. 4. Jika rasio kompresi mesin tinggi menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan rendah, maka bahan bakar dalam ruang mesin akan terbakar sebelum waktunya (Pre-Ignition). Dampaknya, selain tenaga yang dihasilkan tidak maksimal dan emisi gas buangnya tinggi, juga dapat merusak komponen utama mesin. Apabila penggunaan kadar oktan tidak sesuai dilakukan terus menerus maka dapat menyebabkan piston menjadi bolong karena mesin selalu menghadapi masalah knocking setiap kali mesin mobil bekerja atau bahkan saat mobil dipaksa berakselerasi untuk mendahului kendaraan lain. Apalagi jika sering digunakan untuk menempuh jarak jauh. Untuk mengetahui rasio kompresi mobil, Anda bisa cek di buku manual kendaran. Jangan memilih BBM hanya demi gengsi, pilihlah bahan bakar mesin yang sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan Anda, ya.     Penulis: Dani Agus Editor: Dani Agus Sumber: wuling.id

Baca Juga

Komentar