Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Bulog Gelontorkan Ratusan Ribu Kilo Beras di Kudus untuk Tekan Harga

Ilustrasi: Beras. (Murianews/Anggara Jiwandhana)

Murianews, Kudus – Bulog menggelontorkan sebanyak 241.200 kilogram beras di sejumlah toko retail yang ada di beberapa pasar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ini dilakukan untuk menekan harga beras dan menstabilkan harga.

Distribusi beras ini sendiri sudah dilakukan sejak Januari 2023 dan berjalan hingga kini.  Di mana pasar yang sudah di distribusikan di antaranya Pasar Bitingan sebanyak delapan kios, kemudian Pasar Ngablak ada lima kios, dan Pasar Karangbener dua kios.

Kepala Gudang Bulog Kudus Eko Setiawan menuturkan, jumlah distribusi untuk masing-masing pasar berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing. Dia memberi contoh, untuk Pasar Bitingan Kudus per pekanmya bisa dipasok beras SPHP sebesar 4 ton.

Jumlah tersebut berbeda dengan pendistribusian yang dilakukan Bulog di Pasar Ngablak.

”Namun harga jualnya beras kepada konsumen oleh toko ritel harus sesuai harga eceran tertinggi (HET) yakni sebesar Rp 9.450/kg,” katanya, Jumat (10/3/2023).

Baca: Jokowi akan Segera Tetapkan HPP Gabah dan Beras Terbaru

Penjualan beras program SPHP tersebut, kata dia, juga harus diinformasikan pedagang melalui banner yang terpasang di masing-masing kios. Sehingga diharapkan masyarakat bisa mengetahuinya.

”Kami berharap harga jual beras yang semula tinggi bisa stabil kembali,” ungkapnya.

Harga beras kelas premium di Kabupaten Kudus sendiri per kilogram yang awalnya bisa mencapai Rp 13.000. Sedangkan saat ini turun menjadi Rp 12.500.

Baca: 50,9 Ton Beras Paceklik Segera Digelontorkan untuk Nelayan Jepara

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kudus juga mulai memantau harga-harga kebutuhan bahan pokok di Kota Kretek. Ini dilakukan agar saat memasuki Ramadan, inflasi di Kudus bisa stabil dan harga bahan pokok bisa dijangkau masyarakat luas.

 

Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha

Ruangan komen telah ditutup.