Punya Keluhan Bau Tak Sedap? Coba Atasi dengan Tawas

Foto: Ilustrasi (StockSnap dari Pixabay)
Murianews, Kudus – Meski sudah melakukan beberapa cara, bau badan tak sedap kadang masih susah hilang. Akibatnya, mereka yang punya bau badan tak sedap ini seringkali merasa enggak pede ketika harus berativitas dengan banyak orang.
Bau badan yang tidak sedap sebenarnya bisa dikurangi dengan memilih makanan yang tepat. Selain itu, bau badan tak sedap juga bisa diatasi dengan menggunakan tawas atau alum.
Tawas adalah garam mineral yang bisa digunakan sebagai deodoran alami karena sifat anti bakteri dan astringennya. Astringen adalah bahan kimia yang bekerja untuk menyempitkan jaringan tubuh.
Baca juga: Bau Badan Tak Sedap Bikin Nggak Pede, Coba Bantu Hilangkan dengan Makanan Ini
Dengan kedua sifat ini, tawas diklaim mampu mencegah keluarnya keringat berlebih dan perkembangan bakteri pemicu bau badan.
Melansir dari Halodoc, Kamis (9/3/2023), beredar kabar bahwa pemakaian tawas di ketiak mampu mengembangkan kanker payudara. Namun, Food and Drug Administration di Amerika Serikat menyatakan mineral ini aman digunakan untuk ketiak.
Nah, berikut ini manfaat tawas untuk ketiak:
1. Memutihkan ketiak yang hitam
Mencukur bulu ketiak seringkali justru membuat tampilan kulit menghitam. Selain kebiasaan mencukur, mengidap penyakit tertentu juga bisa membuat kulit lebih kusam. Hal ini pastinya bisa menurunkan rasa percaya diri kamu saat memakai baju tanpa lengan.
Pemakaian tawas mampu mengangkat minyak, kotoran dan sel-sel kulit mati di bagian ketiak. Dengan demikian, kulit ketiak tampak lebih cerah. Lakukan perawatan dengan tawas secara rutin untuk melihat hasilnya.
2. Menghilangkan bau tidak sedap
Selain ketiak hitam, permasalahan lain yang bisa menurunkan rasa percaya diri adalah bau tidak sedap yang berasal dari ketiak. Masalah ini terjadi ketika bakteri berkembang biak di bagian ketiak. Ketika bercampur keringat, bakteri kemudian menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Tawas punya sifat anti bakteri yang mampu menghambat perkembangbiakan bakteri. Jadi, memakai larutan tawas bisa menjadi solusi jitu untuk menghilangkan bau tak sedap itu. Hal ini sejalan dengan studi dari Journal of Clinical and Health Sciences. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa tawas bisa digunakan sebagai pengganti deodoran untuk menghambat perkembangan bakteri di ketiak.
3. Menghaluskan kulit ketiak
Kulit ketiak biasanya terasa kasar setelah kamu mencukur bulunya. Nah, pemakaian bahan ini dapat menangani masalah tersebut. Efek ini berasal dari kemampuan tawas dalam mengangkat kotoran dan minyak berlebih dari kulit.
4. Mencegah iritasi
Kulit ketiak akan lebih sensitif dan mudah teriritasi setelah kamu mencukur bulunya. Untuk mencegah masalah tersebut, kamu bisa mengoleskan tawas usai mencukur bulu ketiak. Sifat anti bakterinya mencegah iritasi kulit akibat infeksi bakteri. Selain itu, sifat menghaluskannya bisa membuat kulit ketiak lebih lembap.
5.Aman untuk kulit sensitif
Bagi seseorang yang punya kulit sensitif, pemakaian deodoran bisa mengiritasi kulit jika tidak cocok. Sebab, deodoran mengandung bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit, seperti paraben, triklosan, serta alkohol. Jika kamu mengalami iritasi akibat pemakaian deodoran, tawas bisa dijadikan alternatif pengganti deodoran.
Cara Pemakaian Tawas untuk Ketiak
Tawas asli berbentuk bongkahan batu kristal. Namun, tawas dalam bentuk bubuk, semprot maupun cair kini sudah banyak dijual dipasaran. Kamu bisa memilih produknya sesuai kebutuhan kamu. Apabila kamu memutuskan untuk memakai tawas dalam bentuk bubuk, ikuti langkah-langkah penggunaannya di bawah ini:
1. Keringkan tubuh, terutama bagian ketiak dengan handuk setelah mandi.
2. Larutkan bubuk tawas dengan air secukupnya.
3. Oleskan larutan tersebut ke bagian ketiak secara merata. Gosok dengan gerakan memutar atau atas-bawah.
4. Diamkan sejenak sampai tawas mengering dengan sendirinya.
5. Setelah kering, kenakan pakaian seperti biasanya.
Tawas tidak memiliki kandungan anti perspirant, sehingga tidak dapat mengurangi produksi keringat di ketiak.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: halodoc.com
Ruangan komen telah ditutup.