Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Metro Jateng

186 Kasus Kecelakaan Air Terjadi di Jateng, 131 Orang Meninggal

Proses evakuasi perahu milik nelayan yang tenggelam di Perairan Jateng (Murianews/Cholis Anwar)

Murianews, Boyolali – Sebanyak 186 kecelakaan air terjadi di perairan Jawa Tengah (Jateng). Dari jumlah tersebut, 131 orang meninggal dunia dan 30 orang lainnya dinyatakan hilang.

Dirpolairud Polda Jateng, Kombes Pol Hariadi menyebutkan, jumlah tersebut merupakan jumlah akumulasi dari 35 daerah di Jawa Tengah di tahun 2022. Saat ini kasus kecelakaan air ini menjadi perhatian serius Polda Jateng.

”Total korban meninggal ada 131 orang, 54 di antaranya merupakan korban berasal dari laka air tenggelam, hanyut, dan jatuh di laut atau perairan,” katanya.

Baca: Tiga Korban Perahu Tenggelam di Waduk Kedung Ombo Mengapung Tak Bernyawa

Guna menekan jumlah tersebut, Ditpolairud Polda Jateng menyerahkan bantuan berupa satu perahu karet dan 70 life jacket kepada Polres Boyolali di Waduk Kedung Ombo (WKO) Boyolali.

Penyerahan bantuan tersebut guna menekan risiko kecelakaan air dalam acara Ikut Andil Keselamatan Berlayar (Ikan Selayar).

Selain di Waduk Kedung Ombo, Ikan Selayar juga dilaksanakan secara serentak di 35 Polres di jajaran Polda Jateng. Dalam kegiatan tersebut diserahkan 1.500 life jacket, 70 di antaranya diserahkan ke Polres Boyolali.

”Program Ikan Selayar merupakan salah satu program kegiatan Polda Jateng. Program ini terbentuk dari rasa keprihatinan atas terjadinya musibah laka laut atau air di wilayah jajaran Polda Jateng,” ungkapnya.

Baca: Cari Bocah Tenggelam di Grobogan, Tim SAR Kerahkan Lima Perahu

Kombes Pol Hariadi menyoroti satu kejadian laka air menonjol terjadi pada 2021, yaitu saat Lebaran. Waktu itu terjadi kecelakaan air perahu wisata di kawasan WKO Boyolali yang menyebabkan sembilan orang meninggal dunia.

Ia mengungkapkan kecelakaan air di WKO tersebut terjadi karena kurangnya kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengutamakan keselamatan di atas air seperti menaikkan penumpang melebihi kemampuan perahu wisata.

”Para penumpang tidak menggunakan life jacket atau pelampung, pengemudi perahu masih di bawah umur dan tidak berkompetensi di bidangnya. Sehingga hal ini mengakibatkan perahu tenggelam dan sembilan orang meninggal,” kata dia.

 

Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi

Ruangan komen telah ditutup.