Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

BKKBN Desak Pemerintah Deklarasikan Kelor Sebagai Pangan Khas Nasional

BKKBN Desak Pemerintah Deklarasikan Kelor Sebagai Pangan Khas Nasional

Warga bersama mahasiswa menanam kelor di Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong, Pati. (MURIANEWS/Cholis Anwar)

Murianews, Jakarta – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendesak kepada pemerintah untuk mendeklarasikan tumbuhan kelor sebagai salah satu bahan pangan nasional khas Indonesia.

Hal ini lantaran tumbuhan kelor hanya ada di Indonesia dan mempunyai khasiat yang melimpah. Bahkan manfaatnya untuk kesehatan juga sangat banyak.

”Harapan saya bisa dideklarasikan menjadi pangan nasional dulu ya. Jadi kalau Bapak Menteri Kesehatan (Menkes Budi Gunadi Sadikin) mungkin ingin lebih untuk ekspor. Kalau saya, ingin men-declair pangan lokal sebagai pangan nasional,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengutip Antara, Kamis (9/3/2023).

Baca: Menkes Upayakan Khasiat Daun Kelor Bisa Diakui Masyarakat Dunia

Hasto menuturkan daun kelor merupakan salah satu jenis pangan yang bersifat masih sangat lokal. Kelor bisa ditanam dimana saja dan bisa didapat dengan harga yang terjangkau.

Namun, pihaknya menyayangkan, sebab sejauh ini masih banyak masyarakat yang belum mengenal daun kelor ini secara menyeluruh. Bahkan ada juga tanaman kelor yang justru dikesampingkan.

Padahal tumbuhan kelor yang terdiri dari daun, biji, dan akar, tersebut memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi tumbuh kembang otak dan syaraf bayi, balita, dan juga ibu hamil.

Baca: Benarkah Daun Kelor Bermanfaat untuk Meningkatkan Vitalitas Pria? Ini Jawabannya 

Sejumlah kandungan nutrisi yang terkandung dalam kelor adalah vitamin A, kalsium, dan vitamin C, yang tidak kalah dari wortel ataupun tomat. Hasto juga mengatakan kelor pun mengandung asam amino esensial yang menyerupai asam amino dalam protein hewani.

”Kalau khusus ibu hamil dan sebagainya (bayi dan balita), itu memang membutuhkan zat khusus yang tidak ada di gingseng, kopi, atau teh. Jadi memang harus mengandung protein,” katanya.

 

Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Antara

Ruangan komen telah ditutup.