Kamis, 28 Maret 2024

Apa Itu Teori Komunikasi Hati yang Digagas Profesor Puji Lestari? (5/5)

Ali Muntoha
Selasa, 7 Maret 2023 08:31:24
Prof Puji Lestari mendapat ucapan selamat dari para koleganya, Kamis (2/3/2023) lalu. (Istimewa)
Murianews, Sleman – Konflik dalam keluarga maupun masyarakat dapat diminimalisir dengan mengimplementasikan. Teori Komunikasi Hati. Karena tujuan dari komunikasi interpersonal adalah untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi di masyarakat.

Menurut Prof Puji, Teori Komunikasi Hati dapat diterapkan pada level komunikasi, baik intrapersonal dan interpersonal yang berdampak pada peningkatan kualitas komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi publik, komunikasi massa, dan komunikasi lintas budaya.

Komunikasi hati tidak bisa lepas dari nilai etika dan budaya. Sebab, komunikasi hati merupakan kepekaan dengan mengedepankan simpati dan empati.

’’Komunikasi hati itu berbicara tentang empan papan, yakni bagaimana ketika kita berkomunikasi harus peka terhadap situasi dan kondisi,’’ jelasnya.

Komunikasi hati adalah bagaimana olah pikir dan olah rasa mengendalikan ego sehingga tidak mengganggu hubungan dengan pihak lain.

’’Olah pikir dilakukan agar tercipta sikap positif, sedangkan olah rasa dilakukan untuk mengasah kepekaan sehingga tercipta hal yang baik,’’ lanjut Prof Puji.

Prinsip komunikasi hati ini, kata Prof Puji, relevan dengan Teori Non-Violent Communication (NVC) karya Rosenberg (2015) yang menekankan pada bentuk komunikasi tanpa kekerasan.

Selain itu, komunikasi hati telah ditulis oleh Nyonyorino pada tahun 2014 yang menekankan pada proses, kenali hati, desain hati, berbagi hati dan luruskan hati.

Komunikasi hati juga dikaitkan dengan Manajemen qolbu. Qolbu berarti wadah atau sesuatu yang halus berkaitan dengan sifat-sifat manusia.

Manajemen qolbu lebih menekankan hubungan hati dengan Sang Pencipta dan bersifat spiritual. Sedangkan komunikasi hati menekankan olah pikir dan olah rasa sebagai proses membuang sampah hati guna menciptakan sikap dan perilaku positif.

’’Proses ini menjadi sebuah kunci bagaimana komunikasi berjalan efektif dan efisien,’’ pungkas Prof Puji.

  Penulis: Ali Muntoha Editor: Deka Hendratmanto

Baca Juga

Komentar