Cegah Kanker pada Anak, Coba Hindari Mengonsumsi Makanan Ini secara Berlebihan

Foto: Ilustrasi (András dari Pixabay)
Murianews, Kudus – Kanker adalah salah satu jenis penyakit yang berbahaya dan membutuhkan penanganan medis secara serius. Tak hanya orang tua, kanker juga rentan dialami anak-anak.
Banyak hal yang menjadi penyebab maupun pemicu penyakit kanker. Salah satunya adalah dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Oleh sebab itu, penting kiranya bagi orang tua untuk mengetahui hal ini. Dengan demikian, bisa melakukan upaya pencegahan lebih dini agar anak jangan sampai terkena penyakit kanker.
Baca juga: Kulit Manggis Diklaim Bisa Cegah Kanker, Benarkah? Ini Penjelasannya
Untuk itu, semua orang tua perlu memberikan asukan makanan sehat pada anaknya. Tak hanya untuk penyakit kanker, makanan sehat juga memperkuat daya tahan dan terhindar dari penyakit lainnya.
Melansir dari Halodoc, Senin (6/3/2023), beberapa makanan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, yang berhubungan dengan jenis kanker tertentu. Makanan lain mengandung karsinogen, yaitu zat berbahaya yang berpotensi menyebabkan kanker.
Paparan karsinogen sebenarnya tidak selalu langsung menyebabkan kanker. Itu tergantung pada genetika, serta tingkat dan durasi paparan karsinogen. Oleh karena itu, penting untuk membiasakan anak menghindari makanan yang bisa jadi pemicu kanker, seperti:
Daging Olahan
Pengolahan daging dengan pengasapan, pengasinan, pengawetan, atau pengalengan memang membuatnya semakin awet. Namun, ini bisa jadi pemicu kanker jika kamu mengonsumsinya berlebihan.
Beberapa contoh daging olahan adalah sosis, kornet, salami, dan masih banyak lagi. Metode untuk membuat daging olahan dapat menciptakan karsinogen.
Gorengan
Makanan lain yang juga jadi pemicu kanker adalah gorengan. Saat memasak makanan bertepung pada suhu tinggi, senyawa bernama akrilamida terbentuk. Ini bisa terjadi selama proses menggoreng, memanggang, dan membakar.
Makanan bertepung goreng sangat tinggi akrilamida. Akrilamida berpotensi merusak DNA dan menginduksi apoptosis, atau kematian sel. Makan banyak gorengan juga meningkatkan risiko untuk diabetes tipe 2 dan obesitas. Kondisi ini dapat meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang selanjutnya meningkatkan risiko kanker.
Makanan yang Terlalu Matang
Makanan pemicu kanker lainnya adalah yang terlalu matang atau gosong, terutama daging-dagingan. Proses memasak makanan hingga ada bagian yang gosong (seperti memanggang atau membakar) dapat menghasilkan karsinogen.
Zat ini dapat meningkatkan risiko kanker dengan mengubah DNA sel. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko karsinogen akibat memasak dengan panas tinggi, coba gunakan metode memasak yang lebih sehat seperti memanggang pada suhu yang lebih rendah, atau memasak lambat dalam slow cooker.
Produk Susu
Berbagai produk susu sapi dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker prostat. Karena susu dapat meningkatkan kadar faktor pertumbuhan seperti insulin 1 (IGF-1). Ini dapat meningkatkan proliferasi, atau produksi, sel kanker prostat.
Gula dan Karbohidrat Olahan
Makanan manis dan karbohidrat olahan secara tidak langsung dapat menjadi pemicu kanker. Beberapa contoh makanan tersebut antara lain:
- Minuman tinggi gula.
- Pasta putih.
- Roti putih.
- Nasi putih.
- Sereal manis.
Mengonsumsi makanan bergula dan bertepung dengan konsentrasi tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas. Kedua kondisi ini meningkatkan peradangan dan stres oksidatif, yang bisa memicu jenis kanker tertentu.
Asupan gula dan karbohidrat olahan yang tinggi juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah tinggi, yang meningkatkan risiko kanker kolorektal. Untuk membatasi efek kesehatan dari karbohidrat olahan, cobalah untuk menggantinya dengan alternatif yang lebih sehat seperti:
- Roti gandum
- Pasta gandum
- Beras merah
- Oatmeal
Itulah beberapa makanan pemicu kanker yang perlu kamu waspadai. Pastikan untuk membatasi asupan makanan dan minuman tersebut pada anak, dan membentuk pola makan yang lebih sehat.
Meski belum tentu bisa mencegah kanker, menghindari makanan-makanan tersebut bisa menurunkan risiko.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: halodoc.com
Ruangan komen telah ditutup.