Puluhan Sapi Mati Karena LSD di Grobogan Belum Terdatat, Ini Kata Dinas

Murianews, Grobogan – Puluhan sapi mati di Grobogan diduga karena Lumpy Skin Disease (LSD) dalam beberapa waktu belakangan ini. Namun begitu, data tersebut belum tercatat oleh Pemkab Grobogan.
Dari data yang diterima Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Grobogan, di Desa Jambangan, Kecamatan Geyer terdapat 22 sapi yang mati. Selain itu, masih banyak di desa lainnya yang juga belum terdata.
’’Jambangan ada 22, desa lainnya banyak. Belum bisa masuk laporan sistem online, karena sebelumnya tidak dilaporkan petugas medis setempat. Proses dulu,’’ ujar Kepala Disnakkan Grobogan, Riyanto, Kamis (9/2/2023).
Baca: Anggota Polres Grobogan dan Istri Dapat Tugas Baru
Berdasar data Disnakkan Grobogan per Rabu (8/2/2023) kemarin, dari 19 kecamatan di Grobogan, hanya satu kecamatan yang masih hijau, yakni Kecamatan Klambu.
Sementara, dari total 1082 kasus di Grobogan, terbanyak yakni di Kecamatan Geyer dengan 305 kasus. Kemudian disusul Toroh dengan 285 kasus, Kradenan dengan 238 kasus, dan Gabus dengan 75 kasus.
Angka 1082 itu pun naik signifikan dibanding sebelumnya. Sebab, per 26 Januari 2023 lalu, baru terdapat 551 kasus positif LSD.
Riyanto mengatakan, saat ini vaksin untuk LSD sudah tersedia. Namun, jumlahnya sangat terbatas.
’’Baru 400 dosis. Kita mengajukan 165 ribu dosis, padahal,’’ lanjutnya.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi
Ruangan komen telah ditutup.