Jumat, 29 Maret 2024

552 Sapi di Sragen Terserang LSD, 6 di Antaranya Mati

Murianews
Selasa, 24 Januari 2023 19:24:18
Seekor sapi jawa milik Warga Desa Bedoro Pri Hartono mati setelah mengalami sakit bintul-bintul yang diduga LSD , Senin (23/1/2023). (Istimewa/Pri Hartono)
Murianews, Sragen — Sebanyak 552 sapi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Dari ratusan ekor sapi itu, enam di antaranya mati dan sudah dikubur. Hanya saja, jumlah tersebut dimungkinkan terus bertambah mengingat jumlah tersebut merupakan rekap per Senin (23/1/2023). ”Sampai hari ini, sapi yang mati ada enam ekor. Dua ekor di antaranya masih anakan, kasusnya di Baleharjo, Kecamatan Sukodono. Itu indukannya kena LSD kemudian menular ke anaknya,” kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKP3 Sragen, drh Toto Sukarno seperti dikutip Solopos.com, Selasa (24/1/2023). Selain itu, sebutnya, di Desa Girimargo, Kecamatan Miri dan Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan juga ada kasus sapi mati akibat LSD. Kemudian dua sapi dewasa di Sukodono juga mati. Toto menyebut semua sapi yang mati itu sudah ditangani dengan pengobatan secara rutin. Agar bisa sembuh, butuh 4-5 kali pengobatan. Dalam sekali pengobatan, minimal ada empat jenis obat yang diberikan, yakni antibiotik, antiparasit, vitamin, dan antihistamin. Baca: LSD Menyerang, Harga Sapi Betina di Sragen Anjlok “Ketika ada kasus kematian dengan indikasi LSD maka sapi yang mati dikubur kemudian kandang disemprot disinfektan. Daging sapi yang terkena LSD itu biasanya rusak sehingga tidak direkomendasikan untuk dimakan,” jelas Toto. Ia menegaskan, saat ini pengobatan berbasis laporan sudah masif dilakukan. Namun pengobatan massal se-Kabupaten Sragen dengan populasi 90.000 ekor sapi tak memungkinkan karena tak punya obat. ”Dalam waktu dekat, kami berencana mengumpulkan petugas untuk dibekali obat secara lengkap supaya langsung bergerak di lapangan begitu menemukan adanya kasus LSD,” tandasnya. Sementara itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan vaksinasi terus dilakukan untuk menghabiskan 4.000 dosis vaksin LSD yang dimiliki DKP3. DKP3 sudah mengajukan nota dinas terkait kebutuhan obat untuk atasi LSD. Bupati mengaku masih mengkaji dari mana sumber anggaran untuk pengadaan obat, apakah dari pos belanja tidak terduga (BTT) atau anggaran lainnya. ”Saya dapat laporan kasus sekarang sudah di atas 500 kasus. Kasus kematiannya masih tergolong rendah. Sapi yang terkena LSD itu biasanya tidak laku lagi. Kalau sembuh bisa digunakan untuk indukan saja, soalnya kalau disembelih dagingnya itu masih ada bekasnya,” jelasnya.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar