Murianews, Grobogan – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Grobogan belum tuntas belul. Namun, kini para peternak di Grobogan sudah dihadapkan dengan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar air pada ternak.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Grobogan Riyanto mengatakan, saat ini sudah ada 10 ternak lebih yang terpapar LSD. Kemunculannya sudah sejak lima hari lalu.
’’Sudah ada yang positif sejak lima hari yang lalu. Antara lain di Cingkrong Purwodadi, kemudian ada juga di Wirosari, Geyer, dan Toroh juga ada. Sudah lebih dari 10 ternak terpapar,’’ ujarnya, Sabtu (14/1/2023).
Baca: Ternak Mati Karena PMK, Peternak Grobogan Bakal Dapat Ganti Rugi
Riyanto menyebut, kasus LSD di Grobogan dikonfirmasi Balai Besar Veteriner Wates, Jogjakarta setelah dicek di laboratirum.
Dia memaparkan, gejala LSD sama dengan PMK. Yakni dimulai dengan demam dan diikuti hilangnya nafsu makan. Berikutnya, pada tubuh ternak bakal muncul bentol-bentol seperti kudis.
’’Awalnya demam dan tidak mau makan. Kemudian muncul kayak kudis, bintul-bintul satu tubuh. Kalau sudah agak parah, keluar nanah,’’ lanjutnya.
Adapun di Jawa Tengah sendiri, kata dia, sudah 24 kota/kabupaten yang terdapat kasus LSD. Dia mengatakan, penemuan kasus di Grobogan termasuk sudah belakangan.
Riyanto meminta masyarakat, khususnya para peternak waspada. Sebab, penularan penyakit yang berasal dari gigitan serangga ini sangat cepat. Kabar baiknya, prosentase kematiannya cukup kecil.
’’Penularannya sampai 10-40 persen, cepat sekali lewat gigitan serangga. Tapi angka kematiannya hanya 3 persen,’’ kata dia.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi