UMKM Indonesia Diklaim Bisa Menangkal Resesi
Salah seorang pelanggan saat hendak membeli produk UMKM yang dijual di Indomaret. (Murianews/Vega Ma’arijil Ula)
Murianews, Kudus – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia diklaim dapat menangkal resesi. Sebab, UMKM yang ada di Indonesia masih fokus di dalam negeri saja dan tidak terpengaruh gejolak global seperti resesi.
Iqbal Faza, pengamat ekonomi dari Politeknik Rukun Abdi Luhur Kudus, Jawa Tengah mengatakan, salah satu faktor penyebab terjadinya resesi karena suatu negara memiliki komponen impor yang tinggi.
Dia menjelaskan, resesi merupakan situasi pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut mengalami minus.
Iqbal menyebut jika UMKM yang ada di Indonesia dapat menjadi penopang pencegahan resesi karena mayoritas UMKM di Indonesia masih berkecimpung di dalam negeri saja. Sehingga tidak terpengaruh dengan dunia luar.
”UMKM dapat menjadi penopang bagi negara yang ekspor impornya rendah. UMKM di Indonesia kan kebanyakan masih lokalan. Tetapi bukan berarti tidak ekspor ya,” katanya, Senin (12/12/2022).
Baca: Jokowi: Awal 2023 Sudah Memasuki Resesi Global
Secara makro pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi. Berkaca dari situ, UMKM dapat dijadikan andalan mencegah terjadinya resesi.
”Karena UMKM kan bahan bakunya lokal. Tenaga kerjanya juga lokal. Begitu juga pembelinya ya lokal,” sambungnya.
Bahkan Iqbal menyebut kalau Indonesia mau mengisolasi diri juga tidak akan menjadi masalah. Dirinya membandingkan dengan Singapura yang produk domestik bruto (PDB) nya tingggi.
”Berbeda dengan Singapura yang PDB nya tinggi. Sedangkan kontribusi PDB di Indonesia cukup kecil,” terangnya.
Menurutnya, kunci pencegahan resesi ada di UMKM dan mau saling membantu satu sama lain. Ia yakin, selagi tidak ada pembatasan konsumsi pada produk UMKM dan tidak tergantung pada produk impor, resesi kemungkinan kecil terjadi.
”Selagi tidak terlalu bergantung pada produk impor ya aman. Misalnya terpaksa harus impor, dapat dicari padanan yang ada di produk lokal,” imbuhnya.
Reporter: Vega Ma’arijil Ula
Editor: Ali Muntoha
Ruangan komen telah ditutup.