Jumat, 29 Maret 2024

Ditjen Dikti Terjun ke UNS Solo, Periksa Dugaan Kecurangan Pemilihan Rektor

Murianews
Jumat, 9 Desember 2022 17:43:20
Universitas Sebelas maret. (Humas UNS)
Murianews, Solo – Munculnya dugaan adanya kecurangan dalam pemilihan Rektor UNS yang berlangsung November lalu ditanggapi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek dan Teknologi (Kemenristekdikti). Bahkan Ditjen Dikti dikabarkan sudah turun guna melakukan pemeriksaan di UNS Solo terkait dugaan kecurangan dalam pemilihan Rektor periode 2023-2028. Sebelumnya, banyak warganet yang menilai telah terjadi kecurangan dalam proses pemilihan rektor UNS yang berlangsung pada 11 November lalu. Selain itu ada juga beberapa tagar penolakan atas terpilihnya Prof Dr rer nat Sajidan sebagai Rektor UNS Solo periode 2023-2028. Baca juga: UNS Jadi Perguruan Tinggi Negeri yang Terapkan Digitalisasi Terbaik di Jateng Melansir dari Solopos.com, Jumat (9/12/2022), pemeriksaan oleh Ditjen Dikti sudah berlangsung sejak Senin (5/12/2022). Sejumlah kandidat calon Rektor hingga anggota MWA UNS Solo sudah diperiksa. Salah satu anggota MWA UNS yang juga Ketua Senat Akademik UNS Solo Adi Sulistiyono, membenarkan adanya pemeriksaan oleh Ditjen Dikti tersebut. Namun, ia justru mempertanyakan alasan Ditjen Dikti melakukan pemeriksaan. Menurutnya, pemilihan Rektor oleh MWA UNS Solo pada Oktober-November lalu sudah berjalan dengan baik dan tidak ada kecurangan. Selain itu Adi mempertanyakan legal standing pemeriksaan tersebut. “Betul memang sudah ada pemeriksaan dari Ditjen Dikti sejak pekan ini. Sebenarnya kami mempertanyakan legal standing dari pemeriksaan ini,” ujar Adi. Menurut Adi, dasar pemeriksaan yang dilakukan Ditjen Dikti adalah informasi di media sosial yang bisa dari kalangan buzzer. Sedangkan dari kalangan internal UNS atau dari para calon Rektor UNS tidak ada yang mengirimkan surat keberatan atas hasil pemilihan rektor. Adi juga menjelaskan pemilihan Rektor UNS Solo sudah berlangsung secara terbuka dan bisa disaksikan semua pihak. Bahkan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik, tiga calon Rektor diwajibkan memaparkan visi misinya menggunakan bahasa Inggris agar bisa disaksikan seluruh dunia. ”Dari awal kami menganut asas keterbukaan karena memang sudah mengantisipasi adanya ketidakpuasan dalam pemilihan Rektor UNS. Saya rasa hanya di UNS pemaparan visi misi bisa disiarkan secara langsung di Youtube. Semua bisa melihat dan mengamati kualitas dari para calon Rektor,” lanjutnya. Adi menyayangkan langkah dari Ditjen Dikti melakukan pemeriksaan terkait adanya dugaan kecurangan dalam pemilihan Rektor UNS, karena dasarnya tidak kuat. Selain itu, urgensi Ditjen Dikti melakukan pemeriksaan tersebut juga dinilai tidak ada. ”Kalau dilihat dasar penyelidikannya itu kan dari media sosial. Buzzer yang kami telisik itu asalnya bahkan jauh dari UNS, ada yang dari Riau, Papua, bahkan Jakarta,” urai Adi.     Penulis: Dani Agus Editor: Dani Agus Sumber: solopos.com

Baca Juga

Komentar