Piala Dunia 2022 Pendukung Ghana Nunggu Jersey Palsu

Murianews, Doha – Penggemar sepak bola di Ghana nunggu jersey palsu. Ini adalah fenomena yang terjadi, setelah mereka mendapati harga jersey resmi keluaran Puma harganya menyayat kantong mereka.
Ghana adalah negara dunia ke-3 di kawasan Afrika yang rakyatnya sangat gila dengan sepak bola. Begitu Timnas Ghana bermain di Piala Dunia 2022, jersey timnas mereka langsung menjadi bagian penting kehidupan mereka setidaknya dalam sebulan terakhir ini.
Jersey Tim berjuluk ‘Black Stars’ secara resmi diproduksi oleh apparel asal Jerman, Puma. Saat diluncurkan harganya mencapai $94 atau Rp1,4 juta. Daya beli masyarakat Ghana yang rendah membuat mereka harus mencari alternatif lain.
Mereka yang sudah terlanjur menggilai timnas negaranya, pada akhirnya memilih untuk menunggu munculnya versi bajakannya. Tidak banyak yang mampu membeli jersey resmi dengan harga selangit.
Di Ghana, upah minimum yang terbentuk di sana nilainya hanya mencapai $145 atau sekitar Rp2,3 juta. Jelas sayang jika separuh gaji mereka harus dibelikan jersey. Tidak mengherankan jika akhirnya mereka memilih produk yang bajakan.
Fenomena yang sama juga terjadi di Dakkar, ibukota Senegal. Seiring keperkasaan Timnas Senegal di Piala Dunia 2022, jersey mereka diburu rakyatnya yang juga gila sepak bola. Namun kekuatan ekonomi membuat mereka harus mencari cara untuk bisa tetap ikut ‘berpesta’.
BACA JUGA: Jersey KW Tim Kesayangan Harganya Mahal
Meski pemerintah Senegal meminta agar rakyatnya membeli produk resmi bikinan Puma, seruan itu dianggap angin lalu. Untuk tetap bisa mendukung Timnas Senegal, mereka memilih membeli jersey bajakan atau KW yang terjangkau.
Jersey Timnas Senegal resmi buatan Puma, diketahui dijual dengan harga $71 atau sekitar Rp1 jutaan. Harga ini mencakup 75 persen dari upah minimum di Senegal. Tak mengherankan jika mereka lebih memilih menunggu yang palsu keluar.
“Kaus orisinalnya kemahalan. Kausnya bagus, tapi orang-orang di sini tidak punya uang. Saya mendapat semakin banyak pelanggan, ” kata Malik, seorang pedagang kaki lima di Dakkar, dilansir BBC.
Penulis: Budi Santoso
Editor: Budi Santoso
Sumber: BBC
Ruangan komen telah ditutup.