Jumat, 29 Maret 2024

Miniatur Gedung Buatan Kakek Asal Kudus Bikin Terpana

Vega Ma'arijil Ula
Sabtu, 19 November 2022 12:37:50
Mustain Suspata menunjukkan karya miniatur gedung buatannya. (Murianews/Vega Ma’arijil Ula)
Murianews, Kudus – Mustain Suspata, seorang kakek asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dahulunya tidak menyelesaikan perkuliahannya hingga lulus. Namun, bekal dunia arsitek masih diterapkannya dengan membuat miniatur gedung yang hasilnya bikin orang terpana. Murianews berkesempatan mewawancarai Mustain Suspata di kediamannya yang berada di RT 02, RW 02, Desa Tumpang Krasak, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Mustain-sapaan akrabnya itu dahulu sempat mengenyam studi di Institut Teknologi Katolik, Semarang, Jawa Tengah (sekarang Universitas Katolik Soegijapranata atau Unika). Dia mengambil jurusan arsitektur. ”Tetapi saat semester tiga saya pilih keluar karena ada kendala ekonomi. Selain itu saya lihat senior saya kok lulusnya lama, akhirnya saya keluar. Kemudian cari kerjaan di konsultan," katanya, Sabtu (19/11/2022). Meski tidak lulus kuliah, tak berarti Mustain tidak punya karya. Berbekal pinjam bendera sebuah konsultan dirinya kerap merancang bangunan di berbagai wilayah di Indonesia. Pekerjaan tersebut dijalaninya sejak sekitar tahun 1986. ”Saya sering pinjam bendera sebuah konsultan. Kemudian nanti bagi hasil. Saya pernah merancang perumahan di Jakarta, musala di Padang, pasar di daerah Cikarang, dan lainnya," sambungnya. Baca: Miniatur Rumah Adat Buatan Pemuda Kudus Ini Istimewa, Segini Harganya Rancangan buatannya juga diterapkan di Kudus, Jawa Tengah. Dirinya mengaku merancang gedung Stikes Cendekia Utama. Selain itu juga merancang tempat untuk bengkel mobil dan rumah pribadi di beberapa tempat di Kota Kretek. Pria kelahiran Jepara 4 Mei 1956 itu saat ini masih menerima permintaan gambar rancangan bangunan. Namun, intensitasnya tidak sebanyak saat masih muda. Sambil menggambar, dirinya kerap iseng-iseng membuat miniatur gedung dan rumah. Hal itu dilakukan untuk mengisi waktu luang dan mempraktikkan keinginannya untuk tetap berkarya. Bedanya dikemas menjadi miniatur. Di kediamannya dia memiliki 100-an miniatur bangunan. Terdiri dari miniatur rumah dan gedung-gedung. ”Saya senang desain. Mulai menekuni di tahun 2012 an. Saya menggunakan bahan yang tidak terpakai seperti kardus, kayu, triplek, bambu, dan kertas," terangnya. Berbagai skala ukuran miniatur dibuatnya. Di antaranya skala 1:200, 1:150, 1:100, 1:20, dan lainnya. ”Paling cepat seminggu satu karya. Sedangkan miniatur yang rumit butuh waktu sampai 1,5 bulan. Karena kan hanya untuk selingan saja sebatas hobi dan tidak untuk dijual," imbuhnya. https://youtu.be/QXPmD0RNacQ Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar