Kamis, 28 Maret 2024

Longsor Rusak 48 Rumah Warga, Siwarak Purbalingga Seperti Desa Mati

Murianews
Kamis, 27 Oktober 2022 11:25:08
Material longsor menutup badan jalan, dan tiang listrik roboh menyebabkan listrik mati total di wilayah RT 04 RW 07 Desa Siwarak Karangreja, Rabu (26/10/2022). (Serayunews/Amin Wahyudi)
[caption id="attachment_327998" align="alignleft" width="880"] Material longsor menutup badan jalan, dan tiang listrik roboh menyebabkan listrik mati total di wilayah RT 04 RW 07 Desa Siwarak Karangreja, Rabu (26/10/2022). (Serayunews/Amin Wahyudi)[/caption] MURIANEWS, Purbalingga – Sebanyak 48 rumah warga Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Purbalingga rusak akibat longsor, Selasa (25/10/2022) malam. Akibatnya, semua warga mengungsi dan suasana desa seperti desa mati. Melansir dari Serayunews.com, longsor terjadi secara bertahap. Awalnya, longsor terjadi di sebuah bukit setelah diguyur hujan selama beberapa hari sebelumnya. Beberapa waktu berselang, bidang lain di bukit tersebut juga longsor. Material longsoran dari dua titik itu, turun ke tebing yang menjadi perkebunan warga. Baca: Longsor-Banjir Bandang Terjang Sirawak Purbalingga, Ratusan Warga Diungsikan Akibatnya, ruas jalan yang menjadi akses utama tertutup material longsor. Tak hanya itu, beberapa tiang listrik terseret dan tumbang. Aliran listrik di dusun itu pun, mati total. Selain itu, dinding dan lantai rumah warga retak. Bahkan jalan beton pun merekah dan amblas. Selepas magrib, warga diungsikan semua demi keamanan. Seketika wilayah RT 4 RW 7 menjadi desa mati. Hujan yang tak kunjung reda, menjadikan sepi dan mencekam. Kades Siwarak, Suratman mengatakan, wilayah RT 4 RW 7 itu memang berupa perbukitan. Kondisinya sudah tidak layak untuk pemukiman, karena itu dia berharap ada relokasi. ”Lokasi bencana sudah tidak layak untuk tempat tinggal lagi,” katanya. Suratman mengaku, dia tidak menyangka longsor akan separah itu. Setelah melihat langsung kondisi di lapangan, dia memprediksi pergerakan tanah masih akan terjadi jika hujan masih mengguyur. ”Ini di luar dugaan kami, saya sendiri tidak mengira bisa separah itu. Ketika hujan turun, pasti ada pergerakan,” ungkapnya. Di lokasi longsor, terdapat 48 rumah dengan penghuni 177 jiwa. Dia berharap, adanya bencana dapat menjadi perhatian pemerintah untuk membantu memastikan keamanan warganya di masa yang akan datang. “Tanah sudah merekah, sehingga jika kemasukan air pelan atau cepat tanah bergerak. Sementara itu kalau pergerakannya cepat, kurang lebih 48 rumah hilang,” tambahnya. Melihat kondisi itu, warga akan tetap bertahan di pengungsian hingga kondisi desa aman.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Serayunews.com

Baca Juga

Komentar