Kecanduan Game Online, Ini Ciri dan Cara Mencegahnya yang Perlu Diketahui

SAIYED IRFAN A dari Pixabay
MURIANEWS, Kudus – Kecanduan game online kini dialami banyak orang. Hal ini terjadi seiring datangnya era digital dengan banyaknya kemudahan yang didapat dari layanan internet.
Kecanduan game online ini perlu mendapat perhatian serius. Pasalnya, orang yang kecanduan game online bisa rentan mengalami gangguan mental dan kesehatan.
Di samping itu, orang yang kecanduan game online ini juga bisa lupa waktu. Hal ini bisa mengakibatkan malas bekerja, tidur, makan hingga sekolah karena pikirannya selalu tertuju pada permainan tersebut.
Baca juga: Kecanduan Game Online, Remaja 17 Tahun di Kebumen Nekad Curi Gabah untuk Bayar Warnet
Melansir dari Halodoc, Jumat (21/10/2022), banyak peneliti yang menganggap bahwa kecanduan game online sebagai perilaku kecanduan yang mirip dengan gangguan perjudian yang menganggap bahwa menang menjadi salah satu alasan utama untuk bermain. Kini pun banyak game online yang bersifat menghabiskan uang.
Lantas, seperti apa ciri-ciri kecanduan game online dan cara mengatasinya? Mengutip American Psychiatric Association, ada beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam mengenali kecanduan game online. Di antaranya:
Preokupasi dengan game online
Maksudnya, seseorang selalu berpikir tentang aktivitas game sebelumnya atau mengantisipasi untuk bermain game berikutnya. Bermain game menjadi aktivitas yang dominan dalam kehidupan sehari-hari.
Muncul gejala penarikan saat game diambil
Biasanya seseorang yang kecanduan game online menjadi lekas marah, cemas, bosan, mengidap, atau sedih ketika game-nya diambil.
Selalu meminta toleransi
Orang yang kecanduan game online memiliki kebutuhan untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain. Hal tersebut mungkin dipicu oleh kebutuhan untuk menyelesaikan tujuan yang semakin rumit, memakan waktu, atau sulit untuk mencapai kepuasan.
Kehilangan minat pada hobi
Pemain game online yang sudah kecanduan akan akan kehilangan minat pada hobi dan hiburan yang sebelumnya kerap ia lakukan. Hal tersebut sebagai akibat dari kecanduan game online.
Terus bermain meski merasakan dampak negatif
Seseorang akan terus bermain game online secara berlebihan, meskipun ia mengetahui adanya masalah psikososial atau dampak negatif lainnya.
Menipu orang lain
Pecandu game online jadi suka menipu atau membohongi anggota keluarga atau orang lain tentang permainan mereka.
Kehidupan pribadi jadi berantakan
Orang yang kecanduan game online dapat berisiko mengalami kehilangan pekerjaan, pendidikan, atau peluang karier.
Cara Mencegah Kecanduan Game Online
Kecanduan game online bisa berdampak buruk pada kehidupan seseorang. Bahaya kecanduan game online tidak hanya pada anak-anak dan remaja, tapi juga orang dewasa. Berikut ini cara mencegah agar tidak kecanduan game online:
1. Batasi akses ke alat game dan waktu bermain
Anak-anak, remaja, maupun orang dewasa tidak boleh menghabiskan waktu lebih dari 2 jam sehari untuk bermain game. Jika perangkat game, seperti konsol dan komputer, ada di kamar tidur, maka kamu akan tergoda untuk terus memainkannya. Maka sebaiknya letakkan perangkat tersebut jauh dari kamar tidur.
2. Bangun rutinitas sehat
Misalnya, alihkan perhatian dengan aktivitas menyenangkan lainnya di siang hari. Kamu bisa pergi berjalan-jalan, bertemu teman atau keluarga, atau melakukan hobi yang menggerakan fisik.
3. Dapatkan bantuan profesional
Jika kamu merasa kesulitan dalam membatasi kebiasaan bermain game online, bicarakan pada psikolog. Mereka akan memberikan saran tentang cara berhenti sesuai dengan tingkat kondisi seseorang.
4. Cobalah terapi perilaku kognitif untuk mengatasi perilaku adiktif
Terapi tersebut dapat membantu mengatasi kecanduan game online yang parah. Mintalah psikolog untuk merujuk ke terapis yang memiliki pengalaman mengobati kecanduan dengan terapi perilaku kognitif.
Itulah yang perlu diketahui tentang ciri kecanduan game online dan cara mencegahnya. Jika kamu menyadari bahwa sedang kecanduan game online, tapi sulit berhenti, sebaiknya segera tanyakan pada psikolog
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: halodoc.com
Ruangan komen telah ditutup.