Kamis, 28 Maret 2024

Impor Kedelai RI Hampir 90 Persen, Produk Petani Bagaimana?

Murianews
Jumat, 7 Oktober 2022 14:04:27
Pekerja menunjukkan kedelai yang menjadi bahan baku produksi tahu dan tempe. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_320816" align="alignleft" width="880"]Impor Kedelai RI Hampir 90 Persen, Produk Petani Bagaimana? Pekerja menunjukkan kedelai yang menjadi bahan baku produksi tahu dan tempe. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Jakarta – Kedelai yang diperjual belikan di Indonesia, rupanya hampir 90 persen adalah produk impor. Bahkan stok kedelai per 6 Oktober 2022 yang masih tersedia 400 ribu ton, ternyata juga hasil impor. Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syailendra menyatakan, kebutuhan kedelai dalam negeri masih dominasi kedelai impor. Bahkan boleh dikatakan untuk komoditas kedelai ini, Indonesia masih bergantung pada impor. Dia juga mengatakan jika volume impor hingga saat ini mencapai hampir 90 persen. ”Sementara sistem stoknya itu di para importir sangat dynamic,” ujarnya, dikutip dari Tempo.co, Jumat (7/10/2022). Baca: Kemendag Subsidi Kedelai Rp 1.000 per Kilogram  Ia menjelaskan komoditas kedelai tidak tahan lama untuk disimpan di gudang selama berbulan-bulan, sehingga sistem pasokannya amat bergantung pada kelancaran proses angkutan dan distribusinya. Dia mencontohkan, untuk memenuhi kebutuhan kedelai pada bulan ini, proses pengirimannya sudah dilakukan sejak sebulan sebelumnya. Begitupun impor bulan November, akan berlangsung prosesnya sejak Oktober. ”Kapal yang membawa kedelai stok sekitar 250 ribu ton setiap bulannya,” imbuh Syailendra. Sehingga, meski harga kedelai per bushel pada Oktober 2022 sudah cenderung turun, harga kedelai saat ini masih cenderung tinggi lantaran kenaikan yang terjadi pada periode sebelumnya.   Penulis: Cholis Anwar Editor: Cholis Anwar Sumber: Tempo.co

Baca Juga

Komentar