Jumat, 29 Maret 2024

Sedih! 1.465 Bayi di Semarang Alami Stunting

Murianews
Senin, 3 Oktober 2022 21:32:42
Ilustrasi stunting. (net)
[caption id="attachment_172814" align="alignleft" width="1280"] Ilustrasi stunting. (net)[/caption] MURIANEWS, Semarang – Sebanyak 1.465 bati di Kota Semarang dilaporkan mengalami stunting. Hal itu diketahui berdasarkan laporan yang diterima Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang. Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) DKK Semarang Yuli Kurniasih menyebutkan, hingga saat ini tercatat ada sekitar 95.447 bayi berusia di bawah lima tahun atau balita di Kota Semarang. Dari puluhan ribu bayi itu, sekitar 1,53 persen atau 1.465 bayi mengalami stunting. ”Itu (kasus stunting) hingga Agustus 2022. Mengalami penurunan (dari tahun sebelumnya). Tahun 2020 ada sekitar 3,13 persen (bayi stunting), kemudian tahun 2022 cut off Agustus sekitar 1,53 persen,” ujar Yuli seperti dikutip Solopos.com, Senin (3/9/2022). Berdasarkan catatan DKK Semarang, kasus stunting terbanyak berada di Kecamatan Semarang Utara dengan 236 kasus. Kemudian, di posisi kedua adalah Kecamatan Banyumanik dengan 127 kasus dan Kecamatan Semarang Barat dengan 123 kasus. Yuli menyebut penyebab bayi mengalami stunting kebanyakan karena kurangnya pemenuhan gizi. Selain itu ada pula pola asuh yang tidak tepat hingga asupan makanan tidak bergizi atau kurang dari kebutuhan harian. Menyikapi hal tersebut, sejumlah upaya pun turut dilakukan DKK Semarang untuk menekan angka kasus stunting. Upaya itu mulai dari pendampingan stunting dan keluarga berisiko stunting hingga memaksimalkan kelas ibu hamil dan kelas balita ”Ada juga pendampingan bumil dan Bufas (ibu nifas), pemeriksaan secara rutin anak-anak stunting, peningkatan kapasitas kader pada posyandu dan edukasi gizi,” jelasnya.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar