Kamis, 28 Maret 2024

Permintaan Kedelai di Kudus Turun Akibat Kenaikan Harga BBM

Anggara Jiwandhana
Selasa, 27 September 2022 18:12:14
Kedelai tengah diproses untuk diolah menjadi tahu di sentra produksi tahu Karangbener, Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_273771" align="alignleft" width="1280"] Pekerja tengah mengolah kedelai untuk diproduksi menjadi tahu di Kudus. (Murianews/Vega Ma’arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Jumlah permintaan kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menurun hingga 30 persen. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan harga pada komoditas utama produk tahu-tempe tersebut akibat naiknya harga BBM. Harga kedelai impor sendiri, kini berada di angka Rp 12.700 per kilogram. Sementara sebelum ada kenaikan harga BBM, harga jual kedelai impor masih berkisar Rp 12.300 per kilogram. Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf mengatakan, kenaikan harga jual kedelai saat ini memang dipengaruhi kenaikan harga BBM. ”Biaya transportasi kirim dari Semarang ke Kudus memang naik dari Rp 60 per kilogram, ke Rp 85 per kilogram, sehingga harga kedelai juga disesuaikan dengan tambahan biaya operasional tersebut,” ucap Ma'ruf Selasa (27/9/2022). Baca: Kedelai Impor Mahal, Primkopti Kudus Mulai Sediakan Produk Lokal Untuk menyiasati hal itu, Primkopti mulai menyediakan kedelai lokal untuk mencukupi kebutuhan produsen tahu tempe di Kudus. Hal tersebut dilakukan menyusul semakin tingginya harga kedelai impor di pasaran. Harga kedelai lokal sendiri memang lebih murah 700 perak ketimbang harga kedelai impor. Ma'ruf mengungkapkan, harga kedelai lokal saat ini stabil di angka Rp 12 ribu. Perajin pun sudah bisa membeli kedelai tersebut di Primkopti Kudus. Baca: Harga Tahu di Kudus Naik Rp 3 Ribu per Papan Walau begitu Ma'ruf mengungkapkan ketersediaan kedelai lokal memang belum sebanyak kedelai impor. Mengingat pasokannya juga belum lama ini dilakukan dan masih terkendala keterbatasan lahan tanaman kedelai di Indonesia. ”Baru-baru ini kami terima stok dari Kabupaten Pati, tapi ya itu, stoknya tersisa 3 ton saja,” pungkasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar