Kamis, 28 Maret 2024

Miris, 7 Juta Petani di Indonesia Belum Dapat Pupuk Bersubsidi

Murianews
Sabtu, 24 September 2022 16:06:07
Perwakilan PT Pupuk Indonesia (Persero) Wilayah Jateng dan DIY mengecek stok pupuk di Pati. (Murianews/Istimewa)
[caption id="attachment_319325" align="alignleft" width="880"]Miris, 7 Juta Petani di Indonesia Belum Dapat Pupuk Bersubsidi Perwakilan PT Pupuk Indonesia (Persero) Wilayah Jateng dan DIY mengecek stok pupuk di Pati. (Murianews/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Jakarta – Sebanyak 7 juta petani di Indonesia belum mendapatkan pupuk bersubsidi. Hal ini lantaran mereka tidak masuk dalam sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK). Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman dalam rapat dengar pendapat dengan DPR RI. Bakin mengatakan, keperluan pupuk subsidi untuk pupuk petani mencapai 25 juta ton. Sedangkan produksi pupuk yang tersedia dari sistem E-RDKK penerimaan hanya 9 juta ton. ”Jadi permasalahan pupuk langka ini sudah pasti diteriakkan (petani). Itu pasti petani akan berteriak karena hanya mendapatkan 1/3 dari kebutuhan mereka,” katanya, dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (24/9/2022). Baca: DKPP Jepara Beberkan Penyebab Petani Sulit Dapatkan Pupuk Subsidi Bakir menjelaskan, ada sebanyak 24,6 juta petani yang membutuhkan pupuk subsidi. Dari jumlah itu, 17 juta petani atau 69 persen terdaftar di E-RDKK. Sementara sisanya, yakni 7,61 juta atau 30 persen belum masuk E-RDKK. Dari paparannya, penyaluran pupuk dari PT Pupuk Indonesia (Persero) yang subsidi Agustus - Desember 2022 mencapai 2,9 juta ton untuk jenis Urea dan NPK. Baca: Petani Pati Wajib Tahu, Pupuk Subsidi Hanya untuk Sembilan Komoditas Ini Sedangkan non subsidi mencapai 1,5 juta ton untuk jenis Urea, NPK, ZA, SP-36, Dari total produksi mencapai 5,8 juta ton. Artinya masih ada sekitar 1,3 juta ton pupuk untuk cadangan di 2023. Sedangkan realisasi penyaluran pada pada Agustus saat ini sudah mencapai 63 persen. Bakir berharap pada Desember bisa mencapai 92 persen.   Penulis: Cholis Anwar Editor: Cholis Anwar Sumber: CNBC Indonesia

Baca Juga

Komentar