Jumat, 29 Maret 2024

Mahasiswa di Kudus Demo, Tuding BBM Naik jadi Biang Masalah

Yuda Auliya Rahman
Senin, 12 September 2022 18:41:44
Mahasiswa menuntut sejumlah hal terkait kebijakan bahan bakar minyak dan gas bersubsidi (Murianews/Yuda Auliya Rahman)
[caption id="attachment_316067" align="alignleft" width="1280"] Mahasiswa menuntut sejumlah hal terkait kebijakan bahan bakar minyak dan gas bersubsidi (Murianews/Yuda Auliya Rahman)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Ratusan mahasiswa dari sejumlah organisasi di Kudus melakukan aksi demo dan memblokir jalan di depan Kantor DPRD Kudus , Senin (12/9/2022). Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyuarakan sejumlah tuntutan. Hal yang paling disoroti, yakni kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dinilai menuai polemik di tengah situasi ekonomi yang belum pulih seutuhnya danpak pandemi Covid-19. ”Kenaikan harga BBM akan berdampak buruk bagi masyarakat menengah ke bawah. Ini juga bisa mempercepat inflasi yang tinggi dan meningkatkan jumlah masyarakat miskin di Indonesia," kata Ketua Umum PC PMII Kudus M Alfin Rizqiya yang juga tergabung dalam aksi aliansi September Bergerak ini. Baca: Ratusan Mahasiswa di Kudus Demo Tolak Kenaikan BBM Naiknya harga BBM juga akan mengganggu perputaran roda ekonomi sektor-sektor strategis. Sebagian besar aktivitas perekonomian nasional terutama sektor transportasi, industri, pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, dan lain sebagainya akan sangat terdampak. "Semestinya pemerintah fokus memberantas penyalahgunaan atau praktik mafia BBM besubsidi yang merugikan rakyat dan negara," jelasnya. Baca: Mahasiswa Blokir Jalan Depan DPRD Kudus Dalam aksi ini, sambung dia, mahasiswa menolak adanya  kebijakan kenaikan harga minyak dan gas (migas bersubsidi). Mereka juga mendesak pemerintah untuk segera menerapkan ke kebijakan migas subsidi agar tepat sasaran. ”Masyarakat juga harus dilibatkan dalam pelaksanaan penyaluran Migas bersubsidi. Dan lagi, usut penimbunan 12 ton BBM bersubsidi oleh ASN Pemkab Kudus," ungkapnya.   Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar