Nenek Asal Kudus Ngaku Mengemis di Jepara untuk Cicil Mobil, Ini Faktanya

Kondisi rumah SL pengemis yang terazia di Jepara. (Murianews/Yuda Auliya Rahman)
MURIANEWS, Kudus – Masyarakat sempat dibuat heran dengan pengakuan seorang nenek berinisial SL (61) warga Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Nenek itu mengaku memiliki mobil dan membayar cicilannya dari hasil mengemis.
Pengakuan itu muncul saat terjaring razia Satpol PP di Jepara. Mobil yang diakuinya tengah dicicil yakni Toyota Avanza tahun 2018.
Mobil itu diakuinya telah lunas dicicil. Pengakuannya cicilan per bulan sebesar Rp 1,5 juta. Angsuran itu dibayar dari hasil mengemis dan dibantu anak-anaknya.
Murianews mencoba mengkroscek kebenaranya ke rumah nenek pengemis tersebut. Namun, ternyata nenek yang tinggal bersama seorang anak perempuannya, menantu, dan cucunya tersebut tidak memiliki mobil.
Baca: Pengemis Terjaring di Jepara, Ada yang Punya Mobil Baru
Rumahnya yang sederhana berada di tengah permukiman padat penduduk. Jika dilihat dari jalan akses menuju rumah, mobil Avanza tidak dimungkinkan masuk.
Para tetangganya juga menyebut bahwa nenek tersebut ataupun anak-anaknya tidak memiliki mobil. Banyak tetangganya yang menyebut nenek tersebut memang sering berbicara ngelantur.
Anak ataupun menantunya sebenarnya juga tidak mengizinkan nenek tersebut mengemis. Namun nenek tersebut tetap bersikukuh untuk mengemis dengan dalih tidak punya aktivitas di rumah.
Baca: Beri Uang Pengemis di Kudus Bakal Disidang di Tempat, Dendanya Mahal
Menantu SL, Subiat menyebut jika tidak benar bahwa SL dan anak-anaknya memiliki mobil. Disebutkan jika keluarga sebenarnya tidak mengizinkan nenek tersebut mengemis.
”Tidak punya mobil, omongan waktu itu tidak benar. Anak-anaknya juga sering melarang, sampai ada yang sempat marah,” katanya, Jumat (9/9/2022).
Senada, Kepala Desa Sidorekso Mochammad Arifin juga menyebut, pengakuan SL yang memiliki mobil tersebut merupakan pengakuan yang mengada-ada. Sebenarnya, SL dan keluarganya tidak memiliki mobil.
Terlebih, SL juga masuk dalam kategori keluarga yang tidak mampu dan masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau DTKS.
”Karena bicaranya memang kadang sering ngelantur, karena usianya juga sudah 60-an. Anaknya yang satu rumah itu hanya punya motor buat kerja. Jadi kalau bilangnya punya mobil itu salah pengakuan,” jelasnya.
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha
Ruangan komen telah ditutup.