Jumat, 29 Maret 2024

8 Bulan, 28 Orang di Semarang Meninggal Gegara DBD

Murianews
Kamis, 1 September 2022 20:03:55
Ilustrasi
[caption id="attachment_72987" align="alignleft" width="1050"] Ilustrasi DBD[/caption] MURIANEWS, Semarang — Dalam rentan waktu delapan bulan, sebanyak 28 orang di Kota Semarang diketahui meninggal karena terkena demam berdarah dengue (DBD). Jumlah tersebut merupakan rekap Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang mulai Januari hingga Agustus 2022. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Semarang, Nur Dian Rakhmawati, mengatakan selama periode Januari hingga Agustus 2022 tercatat sudah sekitar 644 orang di Semarang yang terserang DBD. Dari ratusan kasus itu, sekitar 28 di antaranya mengalami kematian. Sementara itu, dari 16 kecamatan yang ada di Kota Semarang, kasus DBD tertinggi ada di Kecamatan Tembalang, yakni dengan 91 kasus. Sedangkan di kecamatan lain, kasus yang ditemukan rata-rata hampir merata. ”Tertinggi Tembalang dengan 91 kasus, kemudian Banyumanik 78 kasus, Ngaliyan 76 kasus, Semarang Barat 56 kasus, Pedurungan 57 kasus, dan Semarang Utara 56 kasus. Untuk rata-rata temuan per pekan ada sekitar belasan. Tapi, saat ini sudah mulai melandai, terakhir sembilan kasus,” jelas Dian saat dijumpai wartawan di kantornya, Kamis (1/9/2022). Dian mengatakan mayoritas warga yang meninggal gara-gara DBD adalah anak-anak. Oleh karenanya, ia pun mengimbau kepada orang tua untuk memperhatikan anak jika mengalami demam. ”Rata-rata (kasus meninggal) adalah anak-anak, dewasa satu. Kebanyakan mereka terlambat ditangani, mungkin panas terus turun, sehingga orang tua mengira tidak berbahaya. Tahu-tahu anaknya lemas dan kita kesulitan mengejar trombositnya,” jelas Dian. Dian pun memaparkan, batasan trombosit aman yakni di angka 120. Kurang dari angka itu, masyarakat harus waspada. ”Di bawah 100 (trombosit) harus waspada. Sebenarnya di bawah 120 saja kita harus waspada. Kemudian panas, mual, mutah, sudah bahaya sekali kalau seperti itu. Terus pemeriksaat hematogrit itu, pemeriksaan kekentalan darah, kalau sudah di atas 40, sudah waspada itu, berati darahnya kental,” terangnya. Dian pun meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyakit demam berdarah. Kewaspadaan perlu ditingkatkan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan pemeriksaan genangan air di sekitar tempat tinggal. ”Selain genangan air, kebersihan lingkungan dan sanitasi itu penting. Itu untuk mencegah timbulnya banyak nyamuk, termasuk DBD,” jelasnya.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar