Jumat, 29 Maret 2024

Sejarah Rokok di Kudus Terekam dalam Koleksi Museum Kretek

Yuda Auliya Rahman
Rabu, 31 Agustus 2022 15:36:12
Pengunjung melihat koleksi benda sejarah kretek yang berada di Museum Kretek Kudus. (Murianews/Yuda Auliya Rahman)
[caption id="attachment_312547" align="alignleft" width="1280"] Pengunjung melihat koleksi benda sejarah kretek yang berada di Museum Kretek Kudus. (Murianews/Yuda Auliya Rahman)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Sudah ada ratusan barang koleksi yang menceritakan tentang perjalanan kretek di Kudus. Ada sebanyak 895 koleksi di Museum Kretek, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Staf Museum Kretek Rina Hidayati Noor, mengatakan, ada berbagai macam jenis barang dari ratusan koleksi sejarah kretek yang berada di Museum Kretek. Barang koleksi tersebut, sudah dikelompokkan sesuai jenis masing-masing dan tertata rapi di ruang display Museum Kretek. Dari 895 koleksi yang sudah diinventarisir itu,  859 di antaranya diinventarisir pada tahun 2021 dan 36 koleksi lain di Inventarisir pada tahun 2022 ini. ”Kami bedakan sesuai jenisnya, historikal, teknologikal, etnografika, dan biologika," katanya, Rabu, (31/8/2022). Koleksi yang mengupas sejarah kretek tersebut mulai cikal bakal kretek peninggalan Sang Raja Kretek Nitisemito yang memiliki perusahaan Cap Bal Tiga, hingga sampai perusahaan-perusahaan kretek yang masih berdiri hingga sekarang, salah satunya PT Sukun Wartono Indonesia, yang didirikan Mc Wartono pada tahun 1947. ”Ada koleksi foto tokoh-tokoh wirausahawan kretek, koleksi tembakau, cengkeh, dan botol saus, barang promosi kretek, peralatan produksi kretek, hingga koleksi bungkus kretek dari yang zaman dahulu sampai sekarang," ungkapnya. Baca: Koleksi PT Sukun di Museum Kretek Bakal Dikaji Nilai Historisnya Ia melanjutkan, sebenarnya ada 915 barang-barang koleksi sejarah kretek yang dimiliki Museum Kretek. Hanya saja, 20 koleksi lain saat ini masih dilakukan kajian. ”Kami akan segera lakukan kajian dan inventarisasi sisanya. Kami lakukan secara bertahap," ujarnya.   Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar