Jumat, 29 Maret 2024

Ada Kisah Menarik dari Penemuan Makam Syekh Sadzali di Rejenu Kudus

Yuda Auliya Rahman
Selasa, 23 Agustus 2022 15:17:27
Warga berziarah di Makam Syekh Hasan Sadzali Rejenu, Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Murianews/Yuda Auliya Rahman)
[caption id="attachment_310560" align="alignleft" width="1280"] Warga berziarah di Makam Syekh Hasan Sadzali Rejenu, Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Murianews/Yuda Auliya Rahman)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Syekh Hasan Sadzali atau Syekh Sadzali salah satu penyebar Islam di kawasan Pegunungan Muria. Makamnya yang berada di Rejenu, Desa Japan, Kabupaten Kudus, hingga kini diziarahi banyak orang. Namun ada kisah menarik dari penemuan makam penyebar Islam itu, sekitar 102 tahun lalu. Makam itu ditemukan sekitar tahun 1920-an. Awalnya, warga sekitar tak mengetahui jika makam tersebut adalah tempat bersemayam ulama besar dari Timur Tengah. Ketua Pegurus Yayasan Makam Syekh Sadzali Rejenu (YMSSR) Didik Sedyanto menceritakan, pada sekitar tahun 1920 kakek buyutnya yang bernama Kyai Nasir Anis, didatangi tiga orang dari Timur Tengah. Ketiga orang tersebut, berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab. Saat itu, mereka bercerita jika sudah berbulan-bulan mengelilingi tanah Jawa untuk mencari makam leluhurnya yakni Syekh Sadzali. ”Waktu itu mereka minta tolong ke Mbah Nasir untuk membantu mencarikan makam leluhur mereka itu," katanya, Selasa (23/8/2022). [caption id="attachment_310454" align="alignleft" width="1280"] Kirab kain luwur di area Makam Syekh Hasan Sadzali, Rejenu, Kudus. (Murianews/Yuda Auliya Rahman)[/caption] Setelah itu, Kyai Nasir Anis meminta menantunya Kyai Ahmad Rozi untuk mendampingi tamu dari Timur Tengah yang tengah mencari makam leluhurnya itu. ”Dalam bahasa jawanya itu kakek saya (Kyai Ahmad Rozi,red) diminta kakek buyut seperti ini. Nang tulung tamu iki diterno bajal daerahmu ono makam sing cocok tah ora," ujarnya. Saat itu, Kyai Ahmad Rozi ingat bahwa di tengah hutan Argopiloso (salah satu puncak Gunung Muria) itu terdapat makam, yang oleh penduduk sekitar saat itu, kerap digunakan untuk selametan atau tasyakuran ketika musim panen kopi. ”Setelah itu, Mbah Mad langsung membawa tiga tamu itu naik ke hutan yang ada makamnya tadi. Makam itu berada di dalam lubang yang penuh lumut yang sangat halus," ungkapnya. Baca: Syekh Hasan Sadzali Rejenu Kudus, Penyebar Islam Kaya Raya yang Menyepi di Muria Sesampainya di makam tersebut, tamu dari Timur Tengah itu mengambil sejumput tanah makam tersebut. Tanah makam tersebut lantas dicium baunya. ”Setelah tanahnya dicium baunya, mereka langsung membaca takbir. Allahuakbar. Alhamdulillah, ini makam leluhur kami yang bernama Syekh Hasan Syadzali," ucapnya menirukan ucapan mereka. Warga sekitar pun akhirnya paham jika makam yang selama ini mereka hormati itu adalah tempat bersemayam seorang ulama. Syekh Hasan Sadzali diperkirakan menyebarkan Islam dengan cara berdagang, sebelum ada Walisongo. Ia dikenal sebagai tokoh kaya raya, namun akhirnya memilih uzlah atau menyepi di Hutan Argopiloso untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Dari cerita yang didapatkannya dari Habib Luthfi, Syekh Sadzali sudah menyiarkan Islam kurang lebih, sekitar tahun 1.200an silam, Syekh Sadzali sudah berada di wilayah lereng Pegunungan Muria. Baca: Melihat Tradisi Salin Luwur Syekh Hasan Sadzali Rejenu Kudus Hal tersebut senada dengan apa yang ditemukannya saat menggali pondasi di wilayah makam Syekh Sadzali. Di mana waktu itu, pihaknya menemukan batu-bata yang bertuliskan tahun 1267. ”Tapi sayang penemuan batu-bata yang bernilai itu, akhirnya malah hilang. Di batu-bata berukuran besar ada tulisan tahun 1267. Berarti dulu pernah ada kehidupan di sekitar sini (Rejenu,red)," ujarnya.   Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar