Jumat, 29 Maret 2024

Cerita Ibu Dipaksa Lahiran Normal Hingga Bayinya Meninggal

Murianews
Rabu, 3 Agustus 2022 06:16:09
Suami saat mendampingi istrinya melahirkan (pixabay)
[caption id="attachment_297028" align="alignleft" width="880"]Cerita Ibu Dipaksa Lahiran Normal Hingga Bayinya Meninggal Suami saat mendampingi istrinya melahirkan (pixabay)[/caption] MURIANEWS, Jombang – Kabupaten Jombang saat ini tengah digegerkan dengan adanya peristiwa seorang ibu yang dipaksa lahiran normal oleh pihak RSUD Jombang. Namun, kondisi bayinya justru tidak tertolong pada saat keluar dari jalan lahir. Peristiwa itu dialami oleh Yopi Widianto (26) dan Rohma Roudotul Jannah (29) warga Dusun Slombok, Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ketika mereka berharap bisa menggendong anak pertamanya dengan hati riang usai lahiran, namun harapan itu berubah menjadi kepahitan. Mereka harus menggendong anaknya dalam kondisi sudah meninggal. Peristiwa itu mulanya terjadi pada Kamis (28/7/2022) pagi. Saat itu Rohma yang usia kandungannya sudah mencapai 9 bulan, merasakan mulas dan tidak enak. Dia pun periksa ke Puskesmas Sumobito, Jombang. Setelah diperiksa, ternyata Rohma sudah mengalami bukaan 3. Baca: Emak-emak Miskin Melahirkan Ditanggung Pemerintah, Ini Perintah Jokowi Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk melahirkan normal, Rohma pun kemudian diberikan rujukan untuk melakukan operasi caesar di RSUD Jombang. ”Kata istri saya sih gitu (pihak puskesmas merujuk ke RSUD Jombang agar dioperasi caesar), saya kurang tahu juga. Saat tanggal 13 Juli kontrol di sini juga menyarankan caesar. Karena istri saya mengidap gula darah dan darah tinggi, bayinya juga gemuk,” kata Yopi, dikutip dari detikjatim.com, Rabu (3/8/2022). Sampai di RSUD Jombang sekitar pukul 09.00 WIB, pintu rahim istrinya sudah bukaan 5. Saat itu, Rohma ditempatkan di ruangan bersalin, poli kandungan rumah sakit pelat merah tersebut. Baca: Pengumuman! Emak-emak Miskin yang Melahirkan Dibiayai Pemerintah Selanjutnya pada pukul 17.00 WIB, Rohma sudah bukaan 8. Namun, petugas medis yang menanganinya masih terus melakukan observasi. Proses persalinan secara normal dilakukan sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu, petugas medis menilai bukaan rahim Rohma tergolong cepat, sehingga tidak perlu operasi caesar. ”Istri saya disuruh lahiran normal, sedangkan istri saya sudah tanya dua tiga kali ke perawat, kok tidak caesar? 'Kita usahakan', begitu jawabannya,” terang Yopi. Yopi mengaku terus menemani istrinya selama proses persalinan. Istrinya yang mengidap gula darah dan darah tinggi dipaksa melahirkan secara normal. Sampai sekitar pukul 19.30 atau 20.00 WIB, Rohma tak kuat lagi mengejan. Kondisinya sudah lemas. Baca: Berapa Lama Cuti yang Ideal bagi Ibu Melahirkan? Ini Penjelasannya ”Kemudian divakum atau disedot hanya bisa keluar kepalanya, kondisi bayi sudah meninggal. Para perawat panik, menelepon dokter, dokter datang, ditangani tidak berhasil. Sampai 4 dokter tidak berhasil,” ungkapnya. Menurut Yopi, persalinan sempat dihentikan sementara dalam kondisi kepala bayinya sudah keluar sekitar pukul 21.00 WIB. Dokter lantas meminta izin darinya untuk pemisahan anggota tubuh agar bayi bisa dikeluarkan dari rahim istrinya. Selain itu, untuk menyelamatkan nyawa istrinya. Baca: Berapa Lama Cuti yang Ideal bagi Ibu Melahirkan? Ini Penjelasannya ”Saya setujui proses itu karena tidak ada cara lain agar bayi bisa keluar dan ibunya bisa selamat,” jelasnya. Operasi pengeluaran bayi selesai pada tangah malam. Yopi membawa pulang jenazah bayi perempuannya setelah tubuh si bayi dijahit kembali pada Jumat (29/7/2022) sekitar pukul 00.30 WIB. ”Pasti saya kecewa. Meskipun bayi saya tidak selamat, setidaknya tanpa pemisahan tubuh,” ujarnya.   Penulis: Cholis Anwar Editor: Cholis Anwar Sumber: Detikjatim.com

Baca Juga

Komentar