Jumat, 29 Maret 2024

Ini Pilihan Kuliner Khas di Rembang yang Wajib Dicicipi saat Dolan ke Sana

Murianews
Senin, 1 Agustus 2022 18:08:48
Foto: Kelo Mrico (visitjawatengah.jatengprov.go.id)
[caption id="attachment_305889" align="alignleft" width="1890"]Ini Pilihan Kuliner Khas di Rembang yang Wajib Dicicipi saat Dolan ke Sana Foto: Sate Srepeh (visitjawatengah.jatengprov.go.id)[/caption]

MURIANEWS, Kudus Rembang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Lokasi Kabupaten Rembang berada di pantura paling timur yang berbatasan dengan Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.

Selama ini, Kabupaten Rembang diketahui punya banyak destinasi wisata. Baik, wisata alam, religi, hingga situs dan benda bersejarah peninggalan masa lalu.

Tidak hanya itu, Rembang juga dikenal memiliki banyak kuliner khas. Nah, bagi Anda yang punya rencana liburan atau sekadar dolan ke Rembang, sempatkan waktu untuk mencicipi kuliner yang di sana.

Baca juga: Ini Destinasi Wisata di Rembang yang Bisa Dikunjungi saat Libur Akhir Pekan

Berikut beberapa pilihan kuliner khas di Rembang, dikutip dari laman visitjawatengah.jatengprov.go.id, Senin (1/8/2022).

Dumbeg

Dumbeg merupakan kuliner khas Rembang, terlebih di Lasem dumbeg senantiasa hadir dalam setiap acara pesta rakyat. Bentuknya mengerucut runcing, seolah terompet. Berbungkus daun lontar.

Teksturnya lembut dan kenyal. Rasanya manis alami. Dumbeg bahkan telah menjadi hidangan sajian untuk tamu sejak zaman wali.  Adonan dumbeg dibuat dari tepung beras, gula jawa / gula nira, santan kelapa dan potongan krambil.

[caption id="attachment_305882" align="alignleft" width="1890"] Foto: Dumbeg (visitjawatengah.jatengprov.go.id)[/caption]

Kelo Mrico

Pencinta kuliner pedas, boleh coba kelo mrico khas Rembang. Masakan ini berbahan utama ikan segar yang diberi kuah kuning kaya rempah.

Dalam bahasa setempat, kelo artinya sayuran berkuah dan mrico artinya merica. Salah satu warung yang menyediakan menu ini ialah warung Bu Wadji di dekat pelabuhan Tasikagung, Rembang.

[caption id="attachment_305893" align="alignleft" width="1890"] Foto: Kelo Mrico (visitjawatengah.jatengprov.go.id)[/caption]

Sate Laler

Wisata kuliner di Kabupaten Rembang memang beraneka ragam. Ada yang cocok dijadikan menu sarapan atau makan siang. Jika Anda sedang berlibur di Rembang dan mengagendakan menginap, tak ada salahnya mencoba kulineran malam. Salah satu kudapan yang patut dijajal adalah sate laler.

Menu makan malam yang relatif mudah dijumpai di area Rembang Kota. Makanan ini bisa dibilang street foodnya Rembang karena bisa dijumpai di pinggir-pinggir jalan.

Sate laler secara umum memang seperti sate kambing. Hanya saja, ukuran potongan setiap dagingnya relatif lebih kecil. Pengunjung bisa menikmati kuliner malam ini dengan lesehan di tikar sambil menikmati hilir mudik kendaraan dan suasana malam di Kota Rembang.

Sate laler bisa disajikan di atas cobek yang terbuat dari tanah liat. Sama seperti sate kambing, bumbu yang digunakan adalah sambal kecap. Dengan irisan bawang hingga tomat.

Yang bikin beda, untuk nasi disajikan terpisah dengan dibungkus daun Jati. Biasanya sudah disiapkan di tikar-tikar lesehan. Satu porsi nasinya ukurannya mirip dua kali nasi kucing.

Sensasi hangat dan gurihnya daging kambing langsung mewarnai suapan pertama. Apalagi kalau sampai tusuk yang bagian lemak. Rasanya makin nyess. Sensasi pedas manis sambal kecap juga begitu nendang. Jika ditambah dengan irisan tomat rasanya lebih segar. Ada asam-asamnya.

Kulineran ini bisa ditemui sekitar habis Maghrib sampai tengah malam. Terkadang ada juga penjual yang masih buka sampai dini hari. Jadi, jangan kuatir, masih ada waktu yang cukup longgar jika hendak berkeliling kota terlebih dahulu sebelum bersantap malam.

[caption id="attachment_305895" align="alignleft" width="1890"] Foto: Sate Laler (visitjawatengah.jatengprov.go.id)[/caption]

Lontong Tuyuhan

Bagi yang ngin mencoba kuliner berkuah dengan cita rasa unik tidak perlu bingung. Kabupaten Rembang memiliki kuliner khas yang namanya Lontong Tuyuhan. Sekilas, jika dilihat bentuknya seperti opor ayam.

Lontong tuyuhan biasanya disajikan dengan lauk daging ayam, tempe, dan tak lupa taburan bawang goreng sebagai toping di atasnya. Jika sudah masuk di lidah, rasanya memang pedas-pedas gurih.

Dari beberapa sumber menyebutkan, nama Tuyuhan sendiri diambil dari nama desa, yaitu Desa Tuyuhan yang berada di wilayah kecamatan Pancur. Namun demikian, Anda dapat juga dapat mencicipi kuliner ini di beberapa lokasi lainnya di Rembang, seperti di alun-alun.

Jika Anda hendak menikmati lontong tuyuhan di sentra kuliner, Anda bisa berkunjung ke wilayah kecamatan Pancur, Lasem, dan sekitarnya. Di sana, terdapat area khusus warung-warung makanan yang hanya menjual menu Lontong Tuyuhan.

Lokasinya sangat strategis, tepat di pinggir jalan. Anda dapat mengenali lokasinya dengan mudah karena sudah terdapat tulisan: Paguyuban Kuliner Khas Rembang Lontong Tuyuhan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang.

Lontong Tuyuhan memang terkenal disajikan menggunakan ayam kampung. Jadi, di bilik kaca itu sudah dipajang berbagai bagian ayam. Mulai dada hingga paha. Ukurannya reatif lebih besar. Nah, wisatawan bisa bebas memilih bagian mana yang disuka.

Untuk kemasan lontongnya juga berbeda pada lontong pada umumnya. Jika biasanya dibungkus dengan daun pisang dan berbentuk lonjong, pada kemasan lontong tuyuhan ini terkenal dengan kemasannya yang berbentuk segitiga.

Penjual pun mengiris lontong tadi. Kemudian disiapkan di piring, lalu diguyurkan kuah kuning. Lontong-lontong tadi pun terlihat lebih segar. Makin mantap lagi ketika tertumpang lauk yang dipilih tadi. Kemudian ditaburkan toping bawang goreng di atasnya.

[caption id="attachment_305887" align="alignleft" width="1890"] Foto: Lontong Tuyuhan (visitjawatengah.jatengprov.go.id)[/caption]

Sate Srepeh

Selain sate laler, di Kabupate Rembang kuliner serupa yang dikenal dengan nama Sate Srepeh. Sate dengan rasa pedas ini biasanya gampang dicari pada jam-jam sarapan atau makan siang.

Sate Srepeh bisa ditemui di wilayah Rembang kota, tepatnya di sekitar Desa Sumberejo. Ada satu warung yang bentuknya terkesan sederhana dan lokasinya agak masuk di tempat pemukiman. Kata warga sekitar, dulunya, jalan desa tersebut banyak yang menjual sate srepeh, terutama pada pagi hari. Jika datang agak kesiangan, terkadang sudah kehabisan.

Seperti sate pada umumnya, Sate Srepeh disajikan dengan bumbu kacang yang lebih mirip dengan bumbu kacang pada tahu campur. Setelah bumbu siap, kemudian penjual akan mengambil dua nasi yang sudah dibungkus menggunakan daun jati. Ketika dibuka, nasi itu sudah mengotak seperti lontong, namun jika dibelah masih berbentuk nasi.

Nasi itu lalu diguyur dengan kuah lodeh. Ya, biasanya sate Srepeh memang disajikan demikian. Nasi, sayur lodeh kemudian ditopang tahu yang diguyur bumbu kacang tadi. Penjual akan menawarkan kepada pengunjung akan memilih daging atau jeroan ayam.

Jika dilihat sekilas, sate srepeh seperti sate ayam. Yang membedakan adalah bumbunya. Biasanya, sate ayam dipadu dengan sambal kacang yang agak kental, ditaburi irisan bawang merah dan cabai, lalu disajikan bersama lontong atau nasi.

Sedangkan sate srepeh ini menggunakan bumbu berbahan dasar santan. Warnanya agak kemerahan. Kata penjual, santan itu diolah bersama bersama cabai merah, garam dan penyedap rasa. Santan tersebut diaduk-aduk hingga kental hingga warnanya agak kemerah-merahan.

Menjajal sate khas rembang ini rasanya segar dan pedas. Perpaduan nasi dan sayur lodeh tadi bergerilya menggoyang lidah. Ditambah lagi pedas gurihnya sambal kacang. Semakin gurih ketika menyruput sambal santan si sate srepeh tadi.

[caption id="attachment_305899" align="alignleft" width="1890"] Foto: Sate Srepeh (visitjawatengah.jatengprov.go.id)[/caption]

 

Penulis: Dani Agus Editor: Dani Agus Sumber: visitjawatengah.jatengprov.go.id

Baca Juga

Komentar