Jumat, 29 Maret 2024

Pemkab Sragen Buka Kembali Pasar Hewan Meski PMK Tinggi, Ini Alasannya

Murianews
Senin, 11 Juli 2022 21:55:46
Dispertan Kudus mengecek kesehatan hewan di Pasar Hewan, Kudus, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. (Murianews/Vega Ma’arijil Ula)
[caption id="attachment_295669" align="alignleft" width="1280"] Sejumlah hewan diperiksa kesehatannya, beberapa waktu lalu. (Dok.Murianews)[/caption] MURIANEWS, Sragen – Pemkab Sragen akhirnya membuka kembali pasar hewan per Senin (11/7/2022) hari ini. Langkah ini dilakukan pemkab lantaran alasan ekonomi masyarakat. Padahal, kasus penyakit mulut dan kuku atau PMK di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terhitung masih tinggi, yakni 1.081 ekor per Minggu (10/7/2022). Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen Rina Wijaya mengakui kasus PMK di Sragen masih tinggi tetapi hewan ternak yang sembuh dari PMK juga cukup banyak. Dia menerangkan kebanyakan ternak yang terkena PMK dan dilaporkan itu sudah hampir sembuh. ”Ya, kami mulai buka pasar hewan mulai Senin ini. Pertimbangan utama karena perekonomian masyarakat, khsusunya pedagang dan peternak. Nanti setelah dua kali Pahing [pasaran] akan dievaluasi,” katanya seperti dikutip Solopos.com. Dia menjelaskan protokol kesehatan selama pembukaan pasar hewan mengacu prosedur tetap atau ketat untuk pencegahan penularan PMK. Setiap ternak dan armada yang masuk pasar hewan wajib disemprot disinfektan. Dia melihat pasar hewan terbesar di Kabupaten Sragen berada di Kecamatan Sumberlawang dan Nglangon Kecamatan Sragen. Saat Pahing nanti, lanjutnya, akan diberlakukan prokes mulai waktu subuh. ”Nanti disemprot dengan menggandeng PMI, yakni menggunakan eco enzyime. Setelah selesai pasaran, lokasi pasar juga disemprot disinfektan,” jelasnya. Dia menerangkan Pemkab akan melakukan evaluasi setelah prokes itu diterapkan. Evaluasi meliputi seberapa efektif prokes itu bisa mencegah PMK. Kalau efektif, kata dia, diteruskan. Tetapi, bila tidak efektif maka akan dikaji kembali. Sosialisasi kepada peternak dan pedagang, ujar dia, dilakukan dengan pemasangan baliho di pasar hewan. Ketua Paguyuban Lembu Mas Sragen, Duto Sosialismanto, menerangkan para pedagang dan peternak senang pasar hewan mulai dibuka kembali. Dia menilai apabila Pemkab terlalu lama menutup pasar hewan maka takut dikritik banyak orang. Dia juga menyebut penanganan PMK di Sragen terlambat, tetapi dia memaklumi karena mungkin hal itu yang mampu dilakukan. ”Selama penutupan pasar hewan, para pedagang dan peternak sapi terdampak. Kalau pedagang daging sudah ada jalur sendiri tetapi Pemkab bisa memastikan pemotongan sapi yang halal dan sehat baik dikonsumsi maupun saat Iduladha memang perlu kerja keras. PMK itu sepengetahuan saya tidak mudah untuk diberantas dalam waktu cepat,” katanya. Dia menyarankan Pemkab hadir secara maksimal untuk melindungi warga, baik peternak maupun konsumen di zaman yang sulit ini. Dia mengatakan perlu kerja keras dan validasi data jujur, baik di rumah pemotongan hewan (RPH) maupun di pasar hewan. ”Dibuka dan ditutup pasar hewan itu untuk kepentingan penanganan PMK,” ungkap dia.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar