Kamis, 28 Maret 2024

Wajar, Perbedaan 10 Iduladha 2022

Murianews
Sabtu, 2 Juli 2022 08:38:19
Pengamatan hilan di Pantai Semat Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_269280" align="alignleft" width="150"] Moh Rosyid *)[/caption] KEMENTERIAN Agama RI menerima laporan tim pengamatan hilal (bulan sabit yang terlihat pertama kali pada fase bulan baru) dari 86 lokasi di 34 provinsi. Tidak ada yang menyaksikan hilal maka dalam sidang isbat (penentuan bulan Zulhijjah) pada Rabu 29 Juni 2022 M/1443 H memutuskan 1 Zulhijah atau Jumat 1 Juli dan 10 Zulhijjah pada Ahad 10 Juli 2022. Penentuan bulan (baru) oleh Kemenag berdasarkan dua metode, perhitungan dengan ilmu falaq (hisab) dan mengamati bulan (baru) dengan teknologi astronomi (rukyat). Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kesegarisan posisi bulan dan matahari (ijtimak) menandai moon (fase baru bulan) pada Rabu pukul 09.52 WIB maka di Indonesia posisi hilal pada Rabu petang (29 Juni 2022) tingginya 0,87 s.d 3,23 derajat, elongasi (jarak sudut matahari dan bulan) antara 4,20 s.d 4,97 derajat dan umur bulan 5,65 jam-9,07 derajat. Posisi hilal awal Zulhijjah di bawah kriteria kemungkinan terlihatnya hilal (imkan ar-ru’yah) merujuk kriteria baru versi Menteri Agama Brunai, Indonesia, Malaysia, Singapura (MABIMS) bahwa kriteria hilal teramati bila tingginya minimal 3 derajat dan elongasinya terkecil 6,4 derajat. Merujuk kriteria (baru) dari BMKG dan MABIMS dapat dipastikan hilal pada Rabu petang tidak akan teramati, bila ada kesaksian (melihat hilal) tertolak, karena secara empiris dan teoretis hilal tidak teramati posisi serendah itu. Lain halnya dengan Muhammadiyah, menggunakan kriteria terbentuknya hilal (wujudul hilal) syarat bulan (baru) sudah terkonjungsi dan matahari terbenam lebih dulu dibanding bulan tidak perlu bisa diamati atau tidak bisa diamati maka 1 Zulhijjah diputuskan Kamis 30 Juni 2022, 10 Zulhijah pada Sabtu 9 Juli 2022. Berbeda pula dengan Arab Saudi menetapkan 1 Zulhijah jatuh pada Kamis 30 Juni berdasarkan laporan tampaknya hilal dari Observatorium Tamir, dekat Riyadh (Muhammadiyah memakai data hisab saja, Saudi berdasarkan pengamatan hilal, sama-sama 1 Zulhijjah Kamis 30 Juni 2022). Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan kriteria baru MABIMS dengan modifikasi yakni elongasi geosentrik atau diukur dari pusat bumi maka 10 Zulhijjah= Ahad 10 Juli 2022. Hikmah Berbeda Setiap lembaga memiliki cara yang sama atau berbeda dengan lembaga lain dalam menentukan bulan (baru), tidak bedanya penentuan 1 Ramadan (berujung pada penentuan 1 Syawal) dan 1 Zulhijah (berujung pada penentuan 10 Zulhijah) dua hari raya dalam Islam di Indonesia yang dirayakan sebagai hari besar nasional. Cara menentukan awal bulan versi ahli ilmu falak konteks Indonesia ada ada aliran: (1) aboge berpedoman pada tahun Jawa lama dengan ketetapan tahun alif pada hari Rabu Wage (aboge) yang diikuti muslim di Dusun Golak (Ambarawa), Bonokeling (Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Cilacap), dan wilayah lain. (2) Asapon berpedoman pada kalender Jawa Islam yang diperbarui, sebagaimana di Keraton Yogyakarta, (3) rukyah dalam satu negara (rukyatul hilal fi wilayatil hukmi) berpegang hasil rukyat (meneropong) tiap akhir bulan jika berhasil melihat bulan maka esok harinya masuk tanggal 1 bulan berikutnya, jika tidak berhasil melihat bulan, hitungan bulan disempurnakan 30 hari. Perhitungan (hisab) hanya alat bantu me-rukyat, hal ini dipegang NU, (4) rukyah air pasang kelompok An-Nadir di Goa, Makassar, (5) rukyah internasional, di negara mana pun jika ada yang melihat hilal waktu itu mulai tanggal 1 (bulan baru) tanpa mempertimbangkan wilayah, ini dipegang Hizbut Tahrir, (6) hisab imkanur rukyah, penentuan berdasarkan perhitungan ilmu falak (hisab) yang memungkinkan me-rukyat, sebagaimana pemerintah RI melalui Badan Hisab dan Rukyah Kemenag, (7)  penetapan Saudi Arabia dengan dalih Makkah sebagai sentral Islam, (8) hisab wujudul hilal, perhitungan ilmu falak (hisab) tatkala bulan (hilal) atau bulan sabit di atas ufuk dan matahari tenggelam. Perbedaan merayakan 10 Zulhijah 1443 H/2022 M (ada yang Sabtu 9 Juli, ada yang Ahad 10 Juli 2022) untuk dijadikan bekal menerima kenyataan bahwa berbeda hal wajar maka yang tidak wajar bila memaksakan kehendak untuk sama dan menganggap yang lain salah karena berbeda. Hal yang pokok memperingati Iduladha adalah menauladani sikap Nabi Ibrahim yang sukses menerima ujian dari Tuhan untuk mengorbankan anak terkasihnya (Ismail AS) untuk dikurbankan. Kesanggupan Nabi Ibrahim menerima perintah untuk mengurbankan sang anak maka ketaatannya digantiknnya Ismail dengan domba yang menjadi badal (pengganti Ismail) untuk dikurbankan. Selamat ber-Iduladha semoga menjadi pribadi yang mampu menerima ujian dan menggapai kesuksesan atas rida Allah SWT. Nuwun. (*)   *) Dosen IAIN Kudus

Baca Juga

Komentar