Jumat, 29 Maret 2024

Penggunaan Ganja Medis untuk Pengobatan? Begini Penjelasan IDI Kudus

Vega Ma'arijil Ula
Selasa, 28 Juni 2022 16:55:07
Dokter Ahmad Syaifuddin, Ketua IDI Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)
[caption id="attachment_220578" align="alignleft" width="1280"]Penggunaan Ganja Medis untuk Pengobatan? Begini Penjelasan IDI Kudus Dokter Ahmad Syaifuddin, Ketua IDI Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Ganja medis diklaim dapat digunakan sebagai pengobatan. Namun, benarkah demikian? Diketahui, ganja medis merupakan turunan dari tanaman ganja atau Cannabis Sativa. Istilah ganja medis dikenal sebagai Cannabis medis atau Marijuana medis. Ganja medis diklaim dapat menyembuhkan sejumlah penyakit. Namun, dalam penggunaannya bergantung pada undang-undang yang berlaku di tiap-tiap negara. Baca juga: Ma`ruf Amin Minta MUI Buat Fatwa Terkait Ganja Medis Beberapa waktu lalu, jagad maya sempat dihebohkan dengan foto seorang ibu yang membawa papan bertuliskan ”Tolong anakku butuh ganja medis”. Peristiwa itu terjadi saat acara Car Free Day (CFD) di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Saat itu, ibu tersebut bersama putrinya yang sedang mengidap penyakit cerebral palsy. Cerebral palsy merupakan penyakit yang menimbulkan adanya gangguan pada bagian otot, gerak, dan koordinasi pada bagian tubuh. Menanggapi hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus dokter Ahmad Syaifuddin mengatakan, saat ini penggunaan ganja medis untuk penyembuhan penyakit masih dalam tahap penelitian. Selain itu, penggunaan ganja medis di Indonesia belum diizinkan. ”Saya melihat penggunaan ganja medis untuk penyembuhan penyakit belum definitif. Dari ilmu kedokteran kami menyebutnya belum evidence based atau belum ada buktinya. Selain itu masih debatable. Ada yang bilang bisa ada yang bilang belum bisa,” sambungnya. Menurutnya, penggunaan ganja medis untuk pengobatan belum urgen. Selain itu, dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga belum merekomendasikan penggunaan ganja medis untuk pengobatan medis. ”Saya melihatnya belum urgen. Dari WHO juga belum merekomendasikan,” tegasnya.     Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Dani Agus

Baca Juga

Komentar