Jumat, 29 Maret 2024

Dispertan Pati Belum Dapat Jatah Vaksin PMK dari Pusat, Ini Sebabnya

Umar Hanafi
Rabu, 22 Juni 2022 15:29:07
Foto: Suasana hewan ternak di salah satu pasar hewan di Pati. (Murianews/Istimewa)
[caption id="attachment_297569" align="alignleft" width="1890"]Dispertan Pati Belum Dapat Jatah Vaksin PMK dari Pusat, Ini Sebabnya Foto: Suasana hewan ternak di salah satu pasar hewan di Pati. (Murianews/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Pati – Kasus PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Pati sejak beberapa waktu lalu sudah cukup banyak. Data dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati hingga pekan kemarin, sedikitnya ada 1.633 hewan ternak di Pati yang terindikasi terkena PMK. Dari jumlah itu, 690 hewan ternak dinyatakan sembuh, 11 ekor sapi mati, 9 sapi dipotong paksa dan 35 kerbau dipotong. Sedangkan sisanya masih dalam penanganan. Meski kasusnya cukup banyak, namun sejauh ini, Dispertan Kabupaten Pati mengaku belum mendapatkan informasi terkait pemberian vaksin PMK dari pemerintah pusat. Baca juga: Dispertan Pati: PMK Mudah Disembuhkan, Asal… Kepala Dispertan Pati Nikentri Meiningrum mengatakan, pihaknya belum mendapat vaksin PMK karena Pati belum masuk kategori daerah wabah. Sehingga, pemerintah belum mendistribusikan vaksin bagi hewan ternak tersebut. ”Masalah (vaksin) belum ada informasi. Pertimbangan dari (pemerintah) pusat. Mungkin ada daerah-daerah prioritas yang harus segera divaksin terlebih dahulu,” ujar Niken kepada Murianews, Rabu (22/6/2022). Ia mengungkapkan, Jawa Tengah sebenarnya belum termasuk daerah wabah penyakit menular pada hewan tersebut. Dengan demikian, Pati belum menjadi prioritas utama penerima vaksin PMK. ”Pati hanya daerah yang tertular. Sehingga mungkin belum prioritas untuk pemberian vaksin. Tapi, kita belum tahu. Karena ditanyakan pada provinsi juga belum ada rencana untuk distribusi vaksin,” kata Niken. Selain itu, dirinya juga menyebut semua kabupaten di Jawa Tengah sudah terdampak penyakit tersebut. Jadi, Pati bukan menjadi satu-satunya daerah yang tertular PMK. Meskipun belum mendapat vaksin, pihaknya akan melakukan antisipasi menular wabah tersebut. ”Kita melakukan sosialisasi di tingkat kecamatan sampai dengan tingkat desa. Kemudian, melakukan pengobatan, pemberian vitamin dan desinfektan,” tandasnya. Diharapkan, hewan ternak yang terindikasi PMK tidak dijual terlebih dahulu sebelum sembuh. Pihaknya khawatir, bila dipaksakan dijual maka penularan PMK akan masif.     Reporter: Umar Hanafi Editor: Dani Agus

Baca Juga

Komentar